Statistik Indonesia U-17 dan Kesempatan jinakkan Korea Utara

Pemain timnas U-17 Indonesia berpose pada pertandingan melawan Korea Selatan U-17 dalam laga perdana Grup C Piala Asia U-17 2025 di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (4/4/2025). ANTARA/HO-PSSI/am.

Statistik Indonesia U-17 dan Kesempatan jinakkan Korea Utara

Sepakbola   
Editor: Novelia Tri Ananda   
Minggu, 13 April 2025 – 07:51 WIB

Liputanindo.id – Tak Terdapat tim sepak bola Indonesia, Bagus dari Grup umur maupun tim senior, yang memenangi Seluruh laga fase grup sebuah kompetisi kontinental, kecuali Garuda Muda pada Piala Asia U-17 2025. Mereka memenangi tiga pertandingan fase grup turnamen 2025 itu sehingga memetik poin sempurna guna tuntas sebagai Pemenang Grup C.

Apabila ditambah babak kualifikasi, tim asuhan Nova Arianto itu total memenangi lima dari enam pertandingan. Satu pertandingan lainnya berakhir 0-0 ketika melawan Australia selama kualifikasi. Selain mengalahkan Korea Selatan, Yaman dan Afghanistan dalam pertandingan Grup C, Garuda Muda juga mengalahkan Kuwait dan Mariana Utara selama kualifikasi.

Kemenangan sebanyak itu tak pernah dicapai tim Indonesia mana pun dalam sebuah turnamen kontinental, termasuk pada Piala Asia U-17 1990 ketika Garuda Muda masuk semifinal, Piala Asia 2023 ketika Buat pertama kali Indonesia lolos ke fase gugur Piala Asia, dan Piala Asia U-23 2024 ketika Indonesia finis urutan keempat.

Pada 1990, Indonesia memang menuntaskan kompetisi dengan status peringkat keempat. Tetapi Indonesia yang berstatus tuan rumah, tak pernah menang dalam empat pertandingan selama turnamen yang waktu itu hanya diikuti oleh tujuh negara. Indonesia hanya mencatat dua hasil imbang pada fase grup, tapi kalah dalam semifinal dan perebutan tempat ketiga. Kala itu, tim lolos dari fase grup langsung masuk semifinal.

Pada Piala Asia 2023 ketika Buat pertama kali Indonesia mencapai babak knockout Piala Asia, Garuda hanya menang sekali tapi kalah dua kali pada fase grup. Mereka lolos ke 16 besar sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik. Akan halnya Piala Asia U-23 2024, Indonesia mencapai semifinal, dengan bekal dua kemenangan dan sekali kalah pada fase grup.

Cek Artikel:  Persija Jakarta Jamu PSBS Biak di Stadion Manahan Solo, Catat Jadwalnya!

Jadi, Buat jumlah kemenangan selama fase grup, pencapaian Evandra Florasta cs pada Piala Asia U-17 2025 lebih Bagus dari tim Indonesia mana pun. Turnamen 2025 itu juga menjadikan Nova Arianto Instruktur pertama yang mengantarkan Indonesia ke putaran final sebuah turnamen FIFA, setelah penampilan istimewa Garuda Muda dalam fase grup Piala Asia U-17 2025 berbuah tiket Piala Dunia U-17 2025.

Indonesia memang pernah mengikuti putaran final Piala Dunia U-17 2023, tapi tiket itu diperoleh karena status Indonesia sebagai tuan rumah. Yang juga istimewa dari I Putu Panji dkk adalah mereka mengalahkan tiga tim yang lolos ke Piala Asia U-17 2025 setelah menjadi Pemenang grup kualifikasi, termasuk Afghanistan yang memenangkan seluruh dari empat laga kualifikasinya.

Korea Selatan, Yaman, dan Afghanistan juga sangar di depan gawang Musuh. Total, 55 gol mereka ciptakan dari 11 laga kualifikasi.

Tiga pendekatan berbeda

Apabila Memperhatikan statistik itu, Garuda Muda teramat patut Buat diacungi jempol. Orang yang menganggap ini keberuntungan, layak Buat dipertanyakan kewarasannya, dan diragukan pengetahuannya tentang sepak bola. Tiga kemenangan Garuda Muda adalah juga buah dari kecerdikan bermain dan adaptabilitas tim ini dalam berstrategi, yang berorientasi hasil maksimal dalam setiap laga.

Tiga Musuh, tiga pendekatan bermain yang berbeda. Nova menerapkan strategi yang menekankan pertahanan rapat dan serangan balik, pada tingkat yang Membangun Korea Selatan frustrasi.

Cek Artikel:  Erick sebut tiket laga timnas habis terjual bukti dukungan besar Penduduk

Akibatnya, selain menyebabkan Korea Selatan gagal mengapitalisasi 15 Kesempatan, Garuda Muda juga Membangun Korea Selatan gigit jari lewat 47 sapuan dan 26 tekel yang dimenangkan tim Garuda Muda. Tetapi, begitu menghadapi Musuh berkarakter berbeda dan level kekuatan yang berbeda pula, Garuda Muda pun memasang strategi lain yang lebih terbuka.

Hasilnya, Garuda Muda Membangun 11 Kesempatan yang enam di antaranya Cocok sasaran ketika Yaman hanya Membangun 9 Kesempatan yang 5 di antaranya Cocok sasaran. Dalam laga melawan Yaman itu, mereka menjadi tim yang sangat klinis Tamat-Tamat memasukkan tiga gol dari permainan terbuka, selain satu gol dari penalti.

Garuda Muda semakin berani menyerang kala melawan Afghanistan, hingga mendominasi 52 persen penguasaan bola dan menciptakan delapan Kesempatan yang dua di antaranya berbuah gol, padahal skuad sudah dirombak kekuatannya oleh rotasi pemain. Yang juga istimewa dari laga melawan Afghanistan adalah semangat pantang menyerah Tamat Dapat mencetak dua gol pada menit-menit terakhir pertandingan.

Lewat, bagaimana Kesempatan mereka dalam laga perempat final melawan Korea Utara pada 14 April? Gaya bermain Korea Utara mirip Korea Selatan. Buat itu, Garuda Muda sepertinya bakal menerapkan Tengah Metode yang Membangun mereka melumpuhkan Korea Selatan yang agresif menekan dan ngotot.

Kuncinya minimalkan kesalahan

Karena ini tentang bagaimana pertandingan dimenangkan, Nova Arianto mungkin mengubah Tengah strategi bermain timnya, dengan Kagak menerapkan pendekatan yang kemungkinan besar diterapkan Korea Utara, yakni bermain terbuka. Ingat, Korea Utara dan Korea Selatan mencatat kemenangan selama fase grup karena Musuh-lawannya terlalu percaya diri Dapat mengimbangi dua Korea dengan bermain terbuka.

Korea Selatan menghancurkan Afghanistan 6-0 dan menundukkan Yaman 1-0 karena Musuh-lawannya ini meladeni permainan terbuka mereka. Situasi sama terjadi pada Tajikistan yang dibantai Korea Utara 0-3. Sebaliknya Iran dan Oman, terhindar dari terkaman Korea Utara karena bermain cerdas dengan mengandalkan pertahanan yang solid dan serangan balik yang mematikan. Kedua tim seri 1-1 dan 2-2 melawan Korea Utara.

Cek Artikel:  Demi Osimhen, Man United Mau Jual Zirkzee di Bulan Januari

Oman bahkan mengimbangi Korea Utara, di Seluruh lini, dari tengah, Tamat kedua sayap permainan. Meski hasil itu gagal mengantarkan Iran dan Oman ke babak selanjutnya, Garuda Muda layak mencoba Metode kedua tim itu guna menambah daya sengat seperti sudah mereka pamerkan kala mengalahkan Korea Selatan.

Laskar Nova Arianto juga perlu meminimalkan kesalahan, seperti sudah mereka perlihatkan Ketika menjungkalkan Korea Selatan 1-0. Mengapa ini Krusial? Karena, meminjam pepatah legenda sepak bola Dunia, Johan Cruyff, “sepak bola itu tentang kesalahan. Siapa yang lebih sedikit Membangun kesalahan maka merekalah yang menang.”

Dan kesalahan Dapat tercipta karena Konsentrasi dan konsentrasi yang pecah akibat kondisi fisik yang Kagak prima, visi bermain yang lemah, dan mental serta kepercayaan diri yang rendah. Garuda Muda Terang tak sedang berada dalam situasi seperti itu.

Sebaliknya, mereka telah memenangkan tiga pertandingan fase grup, yang Membangun mereka terlihat sudah sangat siap secara mental, fisik dan visi, selain bermain dalam balutan kepercayaan diri yang kuat yang Membangun mereka tampil sengotot dan seberani Korea Mereka juga mendapatkan waktu istirahat yang sedikit lebih lelet dan rotasi pemain yang menyegarkan Kekuatan tim, selain Membangun Instruktur mendapatkan opsi lebih banyak.

Seluruh bekal Bagus itu Dapat Membangun Garuda Muda Mempunyai Tengah Metode kreatif dalam menjinakkan Korea Utara seperti mereka menjinakkan Korea Selatan pada 4 April Lewat. Semangat Garuda Muda!

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai