Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Berkas Kemenkeu
Jakarta: Indonesia berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook Konsisten berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari Lampau. Stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.
Pemerintah menyambut Bagus hasil afirmasi peringkat kredit dimaksud dan Maju menjaga disiplin fiskal. Meskipun defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap bahwa pemerintah tetap berkomitmen Kepada meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.
Kebijakan ini berkontribusi pada stabilitas rasio utang pemerintah, yang diperkirakan akan menurun secara moderat menjadi 39,1 persen dari PDB pada 2028, yang menunjukkan konsistensi pengelolaan utang secara hati-hati.
“Keputusan Kepada mempertahankan outlook Konsisten mencerminkan keyakinan Fitch Indonesia diprediksi tetap Pandai menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret kebijakan di Indonesia Maju terjaga dengan Bagus,” Terang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikutip dari siaran pers, Rabu, 12 Maret 2025.
Selanjutnya, Fitch menilai prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah Lagi tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang Lagi Bagus. Meski terdapat tantangan Kepada mengoptimalkan pendapatan negara, Indonesia dinilai Maju menunjukkan ketahanan dan komitmennya dalam memperkuat perekonomian domestik.
Lembaga rating yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, termasuk belanja pemerintah Kepada Donasi sosial dan infrastruktur, investasi swasta yang Maju tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan.
(Ilustrasi ekonomi Indonesia. MI/Andri Widiyanto)
Tantangan ekonomi di 2026
Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi, seperti penurunan permintaan impor dari Tiongkok dan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Perkumpulan.
Selain itu, Penemuan dalam pembiayaan pembangunan Maju dilakukan, salah satunya melalui pembentukan Biaya Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) Danantara. Inisiatif ini bertujuan Kepada membiayai berbagai proyek nasional, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis.
Fitch berpendapat, selain mengupayakan pencapaian tujuan Bagus Danantara, pemerintah juga perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul. Lembaga itu juga menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan serta Kalau kerentanan eksternal dapat dikurangi.
“Pemerintah Berbarengan Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko Mendunia yang terjadi, sekaligus Maju berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai Salin rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi,” ungkap Sri Mulyani.