
DIREKTUR Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto buka Bunyi terkait dengan Info jatuhnya harga pangan yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa waktu Lewat yang mencapai Rp5.300-5.800. Ia mengatakan, anjloknya harga gabah yang terjadi di Sumsel diakibatkan karena petani yang memaksa memanen padi di Begitu belum memasuki waktu panen.
“Jadi yang menjadi permasalahan sebenarnya adalah sebenarnya belum saatnya panen. Tapi karena petani, Golongan tani ya dengan digoreng oleh tengkulak segala Ragam, dikompori bahwa ini kalau Tak segera dipanen, harga akan semakin turun,” tutur Suyamto Begitu ditemui di Jakarta, Rabu (22/1).
Ia menyampaikan, bahwa pada Begitu kejadian tersebut terjadi, Suyamto menegaskan bahwa Bulog telah menerjunkan tim langsung ke lapangan Kepada memantau kondisi di lapangan.
“Memang pada Begitu itu kita ke lapangan, kita jumpai butir hijaunya itu cukup banyak. Sehingga setelah itu kita berikan pemahaman bahwa jangan buru-buru panen, kita jamin bahwa nanti pada Begitu panen akan kita serap. Jadi kondisi di lapangan seperti itu,” terang dia.
Ia pun Tak menampik bahwa harga gabah yang anjlok di Sumsel mencapai Nomor Rp5.300. Maka dari itu, dengan memberikan jaminan kepada Gapoktan bahwa Bulog akan menyerap pada Begitu panen, kualitas gabah tersebut akan semakin bagus dan Dapat dibayarkan dengan sesuai HPP gabah baru yang berlaku.
Di samping itu, agar kejadian tersebut Tak kembali terulang, Bulog akan menjalin kerja sama dengan TNI.
“Begitu ini kita sedang sosialisasi.(9:37) Di Jawa Timur, di Kodam Jaya, Pak Wadirut kebetulan (beliau juga dari TNI jadi kita bekerja sama dengan Kodam. Kita nanti akan libatkan Bapinsa Kepada persuasi ke Golongan tani, kepada Kawan kerja kita Kepada segera menjual kepada Bulog kemudian dimasukkan ke Tempat simpan-Tempat simpan,” tandasnya. (Fal/M-3)

