Soal Cacat Mesin Airbus A350, Penyelidik Hong Kong: Kerusakan Berpotensi Lebih Parah

Liputanindo.id – Otoritas Penyelidikan Kecelakaan Udara (AAIA) melaporkan hasil penyelidikan terhadap Airbus A350 yang mengalami cacat mesin. Hasil penyelidikan itu mengungkap fakta mengejutkan.

Penyelidik kota Hong Kong mengatakan dari hasil pemeriksaan pasca-penerbangan ditemukan adanya lubang yang muncul di selang bahan bakar Airbus A350. Bukan hanya itu saja, pada bagian belakang mesin inti juga muncul bercak hitam seperti bekas kebakaran.

“Kalau tidak segera dideteksi dan ditangani, situasi ini dapat meningkat menjadi kebakaran mesin yang lebih serius, yang berpotensi menyebabkan kerusakan parah pada pesawat,” kata AAIA, dilansir AFP, Kamis (19/9/2024).

Pemeriksaan tersebut menemukan fakta bahwa komponen pada 15 dari 48 pesawat armada A350, yang ditenagai oleh mesin dari pabrikan Inggris Rolls-Royce, harus diganti.

Cek Artikel:  Sekjen PBB Desak Israel dan Lebanon Berhenti Saling Serang

AAIA juga mengajukan rekomendasi kepada Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA), yang meminta pihak Rolls-Royce untuk mengembangkan informasi kelaikan udara berkelanjutan. Selain itu, AAIA juga meminta Rolls-Royce melakukan pemeriksaan selang manifold bahan bakar sekunder dari mesin yang dimaksud.

Insiden Cathay Pacific mendorong maskapai penerbangan lain di Asia untuk melakukan pemeriksaan serupa pada model A350-900 dan A350-1000 mereka, yang masing-masing ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Trent XWB-84 dan XWB-97.

Selain itu, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa juga mengamanatkan inspeksi pada A350-1000.

“Eksis 86 pesawat semacam itu yang beroperasi di seluruh dunia,” menurut EASA.

Qatar Airways merupakan operator terbesar versi 1000, dengan 24 pesawat dalam armadanya, diikuti oleh Cathay Pacific dan British Airways, yang keduanya mengoperasikan 18 pesawat.

Cek Artikel:  Pelapor Tertentu PBB Tuduh Bazalel Smotrich Dalang Genosida Palestina

Airbus dan Rolls-Royce sebelumnya mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan Cathay, tetapi tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut sambil menunggu penyelidikan.

Pemeriksaan besar-besaran ini dilakukan setelah penerbangan Cathay Pacific dengan armada A350 menuju Zurich terpaksa kembali ke Hong Kong pada 2 September lalu.

Mungkin Anda Menyukai