
TERINSPIRASI oleh kehangatan dan nostalgia musik tahun 70-an, single terbaru Skyline, If Only…, menyelami tema Asmara, penyesalan, dan kesempatan kedua.
Single yang kini tersedia di Segala platform streaming Istimewa itu menunjukkan kemampuan musisi muda asal Jakarta, Skyline, Kepada terhubung secara emosional melalui musiknya.
Dengan lirik yang lembut Tetapi menyentuh hati dan aransemen yang sederhana, If Only… berbicara kepada siapa saja yang pernah bertanya-tanya tentang “bagaimana Apabila” dalam Asmara.
Lirik seperti “Wish that I could just turn back the time, back when I was yours and you are mine,” menangkap kerinduan dan rasa sakit dari Asmara yang telah hilang.
“Tembang ini berasal dari tempat yang sangat pribadi,” ungkap Gerald, nama di balik Skyline. “Kita Segala Mempunyai momen di mana kita berharap Dapat kembali dan bertahan sedikit lebih Pelan. If Only… adalah Metode saya merenungkan perasaan itu dan membagikannya dengan orang lain.”
Pada 2025, Skyline cenderung memadukan jiwa musik tahun 70-an dengan cerita emosional modern.
Melalui Skyline, Gerald menghadirkan kembali melodi yang menyentuh hati dan emosi autentik dari era keemasan Sembari menjaga pesan yang relevan Kepada masa kini. If Only… adalah Teladan cemerlang dari gaya dan gairah Spesial Skyline.
If Only… dimulai pada suatu malam yang tenang Demi Gerald Timotheus merenung. Demi mengingat kembali kenangan dan jurnal Pelan, ia mendapati dirinya memikirkan tentang kesempatan yang hilang dan kata-kata yang tak terucapkan dalam Interaksi masa Lewat. Sejak Demi itu, Tembang itu terbentuk.
“Emosinya begitu mentah dan Konkret, Nyaris seperti terukir dengan sendirinya,” Terang Gerald. “Ini tentang keinginan Kepada kembali dan memperbaiki keadaan, tetapi Paham Anda Kagak Dapat. Yang Dapat Anda lakukan hanyalah belajar dan Maju maju.”
Aransemen lagunya sengaja dibuat sederhana Tetapi megah, dengan membiarkan liriknya menjadi pusat perhatian. Setiap baris terasa seperti halaman dari Naskah harian, menciptakan Interaksi yang intim dan jujur dengan pendengar.
“Saya Mau ini terasa seperti percakapan,” kata Gerald. “Kagak hanya dengan seseorang yang telah meninggal, tetapi juga dengan diri Anda sendiri. Ini tentang mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit: Bagaimana Apabila saya bertahan? Bagaimana Apabila saya berusaha lebih keras? Bagaimana Apabila kita punya lebih banyak waktu?” “Emosinya begitu mentah dan Konkret, Nyaris seperti terukir dengan sendirinya,” Terang Gerald.
“Ini tentang keinginan Kepada kembali dan memperbaiki keadaan, tetapi Paham Anda Kagak Dapat. Yang Dapat Anda lakukan hanyalah belajar dan Maju maju,” lanjutnya.
If Only… Demi ini sudah dapat didengarkan di seluruh digital streaming platform favorit kalian.
Skyline berharap melalui Tembang ini pendengarnya dapat merasakan kembali momen-momen yang pernah dimiliki sebelum menjadi kenangan. (Z-1)

