TERAPI stem cell kini tidak hanya diperuntukkan bagi kelainan darah atau kelainan sistem imun berat melainkan juga untuk bidang regeneratif. Fungsi regeneratif membuat stem cell berpotensi tinggi dalam perbaikan pada cedera, disfungsional, atau kerusakan organ tubuh.
Para ahli bidang medis di seluruh dunia terus melakukan penelitian klinis terkait penggunaan stem cell dalam berbagai kondisi seperti stroke, cedera saraf spinal, cerebral palsy, radang sendi, gagal jantung, hingga luka bakar.
Tubuh kita memiliki stem cell secara alami yang berfungsi memperbaiki apa yang rusak di dalam tubuh. Tetapi demikian, jumlah stem cell alami dalam tubuh akan terus menurun seiring berjalannya waktu terkait dengan fungsinya melakukan perbaikan pada kerusakan tubuh kita sehari-hari. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan stem cell jika diperlukan, khususnya dalam hal pengobatan.
Baca juga : Manfaat Stem Cell untuk Terapi Penyakit hingga Antiaging
Terapi stem cell juga dapat dikatakan sebagai langkah besar untuk bidang transplantasi, karena prosedurnya merupakan transplantasi sel, yang seharusnya bisa didapatkan lebih mudah jika dibandingkan dengan donor organ yang persediaannya lebih terbatas.
Biarpun terapi stem cell belum menjadi terapi yang rutin dilakukan, terapi jenis ini memiliki banyak potensi sebagai pengobatan segala jenis penyakit di masa depan.
Kita memiliki banyak sumber stem cell dalam tubuh, dan salah satu sumber yang banyak serta paling aman digunakan saat ini adalah stem cell dari tali pusat.
Baca juga : Mengenal Terapi Stem Cell dan Manfaatnya
Di Indonesia sendiri, terapi stem cell termasuk kategori penelitian berbasis pelayanan terapi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 032/MENKES/SK/II/2014, terdapat 11 rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai pusat pengembangan pelayanan medis, penelitian, dan pendidikan bank jaringan dan sel punca.
Di antaranya RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, RSUP dr Sardjito, RSUP dr. Soetomo, dan RSUP dr Kariadi. Salah satu penelitian menggunakan stem cell yang pernah dilakukan di Indonesia adalah untuk mengatasi acute respiratory distress syndrome (ARDS) yang terjadi pada pasien dengan covid-19.
Dokter Meriana Virtin, Medical Advisor PT Cordlife Persada menjelaskan tali pusat mengandung stem cell yang juga dikenal sebagai stem cell mesenkimal, yang berpotensi digunakan dalam terapi untuk penyakit degeneratif.
Baca juga : Petik Manfaat Stem Cell, Oki Taatna Dewi Jadi Brand Ambassador CSC
Stem cell mesenkimal yang didapat dari tali pusat dianggap yang berusia paling muda karena sel tersebut diambil ketika bayi baru saja dilahirkan. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, tali pusat dapat disimpan dalam jangka waktu lama di bank tali pusat.
Dengan demikian tali pusat dapat digunakan untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang memerlukan pengobatan di kemudian hari. Stem cell mesenkimal diharapkan dapat menggantikan sel-sel yang rusak pada saat masuk ke dalam tubuh penerimanya.
Selain itu, stem cell mesenkimal juga memiliki kemampuan melepaskan molekul yang dapat mempengaruhi sistem imun dan menciptakan lingkungan mikro yang berpotensi meregenerasi jaringan
.
“Orang tua diimbau untuk mempertimbangkan dengan baik ketika memilih tempat penyimpanan tali pusat bayi mereka. Pemilihan tempat penyimpanan tidak boleh sembarangan, sebaiknya dipilih yang secara konsisten menjaga kualitas sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan, serta berstandar internasional. Karena penyimpanan tali pusat ini bersifat jangka panjang,” tambahnya.
Baca juga : Terapi Sel Punca Diyakini Bisa Kurangi Nyeri Tulang Belakang
“Bagi calon orang tua khususnya, mereka perlu mulai memperhatikan dan mempelajari apakah mereka memiliki riwayat anggota keluarga dengan kondisi kesehatan atau penyakit berat, yang kondisinya berpotensi diobati dengan stem cell di masa depan. Apabila iya, tentu penyimpanan tali pusat dari calon bayi mereka jadi sangat berarti.”
PT Cordlife Persada merupakan salah satu bank penyimpanan darah tali pusat dan tali pusat yang beroperasi di Indonesia kini memberikan pilihan penyimpanan tali pusat bagi para klien. Mereka bisa menyimpan tali pusat dalam bentuk aslinya.
Ini dilakukan untuk menjaga potensi penggunaan tali pusat, sehingga pada saat dibutuhkan, stem cell dari tali pusat dapat diproses sesuai kebutuhan saja, seperti mengambil jumlah stem cell yang dibutuhkan.
PT Cordlife Persada menjalin kerja sama dalam hal ekspansi stem cell dengan Regenic, yang berperan sebagai fasilitas pengolahan stem cell dari tali pusat yang tersimpan pada jaringan Cordlife Group.
Presdir PT Bifarma Adiluhung dr Sandy Qlintang M Biomed menjelaskan Regenic yang didirikan pada 2012 merupakan industri farmasi di bawah PT Bifarma Adiluhung, anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, yang memiliki fasilitas pengolahan stem cell pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapat izin operasional dari Kementerian Kesehatan dan Sertifikasi Metode Pembuatan Obat yang Bagus (CPOB) dari Badan POM. (H-2)