Simon Tahamata bersiap menolong sepak bola Indonesia
Sepakbola
Editor: Calista Aziza
Selasa, 03 Juni 2025 – 07:14 WIB
Liputanindo.id – Kepala pemandu Bakat timnas Indonesia Simon Tahamata mengatakan kedatangannya di Indonesia adalah Demi menolong dan membantu sepak bola Indonesia berkembang.
Simon ditunjuk sebagai kepala pemandu Bakat timnas pada 22 Mei Lewat.
Sekeliling dua pekan kemudian, ia bertatapan langsung dengan awak media Demi pertama kalinya.
Kesempatan ini terjadi Begitu dia menghadiri sesi latihan timnas di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin.
“Saya di sini karena kami punya Bakat. Saya Pandai kembali di Ajax, tetapi mau pulang kembali di sini. Menolong Patrick dan Sahabat-Sahabat di sini, jadi kami Eksis di sini Demi menolong Indonesia dan juga Demi anak-anak muda,” kata Simon yang menjumpai wartawan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kurang Lancar.
“Bukan politik, saya di sini buat olahraga. Ini tanah Indonesia akan besar,” tambah dia.
Langkah PSSI mendatangkan Simon adalah bagian dari komitmen memperkuat pondasi pengembangan pemain nasional menuju Piala Dunia 2026 dan seterusnya.
Pria berusia 69 tahun itu bertanggung jawab mengidentifikasi dan merekrut Bakat potensial Berkualitas dari dalam negeri maupun diaspora, khususnya di Belanda.
“Kita di Belanda mulai dari di Rendah 8 tahun, disini di Rendah 13-15 tahun, sudah terlambat. Terlambat,” kata dia.
Dia akan bekerja sama erat dengan Patrick Kluivert (Instruktur timnas Indonesia), Gerald Vanenburg (Instruktur timnas U-23), Nova Arianto (Instruktur timnas U-17) dan lain-lain Demi memastikan keberlanjutan, kualitas dan perkembangan timnas serta sepak bola Indonesia.
Dia juga akan bekerja sama dengan mantan pemain atau orang-orang yang pernah bekerja Demi Ajax Amsterdam, seperti Jordi Cruyff (penasihat teknis), Sjoerd Woudenberg (Instruktur kiper), Gerarld Vanenburg (Instruktur timnas U-23), Denny Landzaat (asisten Instruktur), dan Patrick Kluivert.
“Saya mau Guna anak-anak orang-orang yang jadi Indonesia. Bukan China, bukan Belanda. Dari itu mulai dengan anak-anak muda. Sekarang dengan mereka disini, Belanda, China, mereka Pandai tolong Indonesia menang China dan Jepang. Itu kan paling Krusial,” tutup Simon, yang menghabiskan 10 tahun menjadi Instruktur akademi dan tim junior Ajax.
Sumber : Antara

