
SIDANG gugatan Pilkada Provinsi Bangka Belitung memasuki pembuktian di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin (10/2). Pihak pemohon, Kekasih calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor Urut 1, Erzaldi Rosman dan Yuri Kemal Fadlullah, menghadirkan dua Spesialis di persidangan.
Spesialis pertama yang merupakan Mantan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Standar (Bawaslu) RI Bambang Eka Cahya Widodo, menyatakan bahwa kualitas Pilkada Provinsi Bangka Belitung berjalan Kagak baik karena terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Standar (KPU) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di berbagai tempat pemungutan Bunyi (TPS).
Salah satu bentuk kecurangan yang diungkap adalah ketidakcermatan Golongan Penyelenggara Pemungutan Bunyi (KPPS) dalam memverifikasi Formulir Model C dan KTP elektronik pemilih. Pelanggaran ini disebut terjadi di banyak TPS di Kota Pangkalpinang dan beberapa kabupaten, seperti Bangka Selatan, Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Bangka.
“Secara kualitatif, Apabila proses pemungutan Bunyi itu Kagak berjalan dengan Lancar dan Kagak sesuai dengan peraturan, saya menilai kualitas pilkada menjadi rendah karena ukuran kualitas Pemilu itu adalah di TPS bukan di tempat yang lain,” kata Bambang dalam persidangan perkara nomor 266/PHPU.GUB-XXIII/2025, di Gedung MK, Jakarta, Senin (10/2).
Menurut Bambang, Apabila prosedural terkait administrasi di tingkat TPS bermasalah, dimana KPPS mengabaikan pemilih yang Kagak menunjukkan KTP elektronik dan Formulir Model C Pemberitahuan-KWK Demi mencoblos, hal itu akan memengaruhi kualitas pilkada.
“Potensi permasalahannya besar Apabila terjadi kesalahan Mekanisme. Malah terkait prosedural ini masalah yang terbesar dari Pemilu kita, hingga Demi ini pemilu kita belum sepenuhnya jujur dan adil, Tetap banyak potensi penyimpangan yang menurut saya Dapat terjadi dalam situasi seperti yang terjadi di Bangka Belitung,” ungkap Bambang.
Selain itu, terjadinya pemilih ganda yang terdaftar di berbagai TPS di Kepulauan Bangka Belitung, serta praktik pembukaan kotak Bunyi Demi pemungutan Bunyi Tetap berlangsung, menunjukkan adanya pelanggaran yang terjadi.
“Oleh karena itu saya Membikin penilaian terhadap kualitas penilaian Pilkada Bangka Belitung berjalan Kagak Bagus,” ungkap Bambang.
Ahli ilmu pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga menjelaskan bahwa data diri seperti KTP Demi proses Pengecekan menjadi sangat Krusial dalam proses pemilih sebagai alat penyaring agar Kagak terjadi kecurangan. Menurutnya, form C KWK rentan Demi diperjual-belikan, sehingga data diri pemilih menjadi Krusial Demi diperiksa.
“Karena kita Mengerti penyampaian form C KWK itu menurut aturan disampaikan langsung kepada pemilih, tapi dalam kenyataannya Kagak seperti itu. Saya juga Mengerti bahwa form C KWK itu Dapat diperjualbelikan pada penawar tertinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan kasus jual-beli Formulir Model C Pemberitahuan-KWK yang pernah terjadi pada Pilkada Batam 2012 Lampau, hal itu kemudian berujung pada pemungutan Bunyi ulang. Menurutnya, pihak KPPS harus memeriksa identitas diri pemilih dan Kagak hanya bertumpu pada formulir Model C agar dapat meminimalisir pemilih ganda.
“Dia berani membeli dengan penawaran tertinggi kepada pantarlih, Lampau bekerja sama dengan KPPS 3 dan 4 Demi Kagak mengecek KTP dan itu Dapat terjadi. Menurut saya itu sangat Kagak Dapat dimaklumi, peristiwa itu sungguh terjadi di lapangan melibatkan 11 orang atau 12 orang, akhirnya dibatalkan hak pilihnya karena ketahuan menggunakan C KWK orang lain,” ungkapnya.
Sementara itu, mantan Ketua KPU RI Ilham Saputra, yang juga dihadirkan sebagai Spesialis pemohon mengatakan bahwa berbagai pelanggaran dan kecurangan tersebut termasuk dalam jenis Mekanisme yang berkaitan dengan pasal 112 ayat 2 UU No.10 Tahun 2016. Dikatakan bahwa selama proses Pilkada Kagak mengakomodir hak pilih yang signifikan terhadap pemilih, maka memengaruhi kualitas pilkada tersebut.
“Terdapat banyak dalil yang memang itu masuk ke persoalan Mekanisme. Menurut saya itu melanggar hak pemilih, maka itu saya katakan bahwa kualitas pilkada Provinsi Bangka Belitung ini Kagak baik. Demi saya bagaimanapun, hak pilih itu harus betul-betul diakomodir sesuai dengan ketentuan peraturan,” tandasnya. (P-5)

