liputanindo.com – Siap-siap deh sob, diperkirakan ke depannya BMW G310 Series akan peroleh variabel valve timing – lift. Hal ini hadir setelah baru-baru ini saja BMW mematenkan desain dari shift-cam mereka yang Lumrah dihadirkan di Superbike ke mesin 1 silinder di mana Sekalian orang mindset-nya Niscaya akan ke BMW G310 series.
Sistem Shift Cam melakukan persis seperti namanya. Ini menggeser camshaft inlet Kepada memilih salah satu dari dua profil bubungan cam yang akan menggerakkan valve/klep, Bukan hanya mengubah timing bukaan klep tetapi juga valve lift atau tinggi bukaan klep/Tutup inlet port. Keuntungannya adalah mesin dapat Mempunyai profil cam konservatif Kepada putaran rendah, dengan daya angkat yang lebih sedikit (seberapa lebar dan Pelan Tutup dibuka) Kepada meningkatkan kecepatan gas ke ruang bakar, meningkatkan torsi pada putaran rendah.
Cam lobe RPM rendah juga Mempunyai timing advance dan durasi yang lebih sedikit, mengurangi overlap (periode ketika Tutup masuk dan klep buang sama-sama terbuka sebelum Tutup buang menutup Begitu langkah buang). Itu berarti Terdapat lebih sedikit waktu Kepada muatan masuk yang Bukan terbakar Kepada keluar ke knalpot, meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi.
Sementara itu pada pada putaran mesin yang lebih tinggi, Begitu Tutup membuka dan menutup lebih Segera, profil cam dengan lift rendah dan durasi pendek tentu Bukan dapat memasukkan cukup campuran udara-bahan bakar ke dalam ruang bakar. Profil cam dimainkan dengan menggeser camshaft ke samping.
Profil ini Mempunyai lebih banyak lift dan durasi Tutup (berapa Pelan Tutup dibuka), membiarkan lebih banyak udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder Kepada meningkatkan tenaga puncak dan torsi maksimum. Karena putaran mesin lebih tinggi, valve timing juga Pandai dimajukan, membuka Tutup masuk lebih awal dan meningkatkan overlap sehingga tetap Bukan Terdapat cukup waktu Kepada bahan bakar yang Bukan sempat terbakar keluar ke knalpot, sehingga emisi dan efisiensi Pandai tetap Berkualitas.
Pergantian dari profil cam rendah dan tinggi dilakukan oleh proses ShiftCam yang pada dasarnya dicapai dengan Mempunyai camshaft yang dapat digeser seperti pada S 1000 RR. Pergerakan dikendalikan oleh solenoida yang mendorong pin ke dalam alur spiral yang dikerjakan ke dalam camshaft. Begitu pin [16] terpasang, spiral Membangun poros bergerak ke satu sisi. Pergerakan alur spiral [15] yang mengartikan perpindahan lobe cam terjadi Begitu Tutup masuk (IN) [51] ditutup, sehingga Bukan Terdapat kemungkinan benturan mekanis Kepada mencoba mengubah waktu selama langkah masuk.
Ide keseluruhannya sama dengan sistem ShiftCam pada mesin R 1250 dan S 1000 terbaru, Tetapi sistem ShftCam pada silinder tunggal ini lebih kompak dan lebih kecil dengan memasang aktuator solenoid [16] di antara dua Tutup masuk [11 & 12] .
Menempatkan aktuator di tengah berarti busi harus dipasang miring. Dan karena seluruh poros camshaft bergeser maka akan sulit menggunakan rantai cam (rantai kamprat/keteng) yang mengubungkan crankshaft dengan camshaft. BMW mendesain kehadiran idler gear tambahan yang menghubungkan cam in (noken-as/kem Kepada Tutup masuk) [51] dan cam ex (kem buang) [53].
Taufik of BuitenZorg | @liputanindo