Liputanindo.id JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi beras tahun ini sebesar 32 juta ton, lebih tinggi dari realisasi produksi beras 2023 sebesar 31,1 juta ton.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk merealisasikan target produksi beras pada 2024.
Menurutnya, Kementan telah melakukan refocusing anggaran 2024 sebesar Rp17,74 triliun untuk mengakselerasi peningkatan produksi beras dan jagung tahun ini.
“Refocusing ini tidak merubah total pagu dan komposisi anggaran per program Kementan,” ujar Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (13/3/2024).
Selain itu, Kementan juga mengajukan alokasi biaya tambahan (ABT) sebesar Rp5,8 triliun untuk menggenjot produksi. Terdapatpun ABT tersebut nantinya digunakan untuk kegiatan pengairan dan penyediaan pompa air untuk lahan sawah yang kering, optimalisasi lahan rawa untuk padi, penanaman padi gogo di lahan sawit, serta penyediaan benih bermutu.
Menurut Amran, upaya pengairan dan pompanisasi lahan padi akan dilakukan di 11 Provinsi. Tertentu di Nusa Jawa ada 500.000 hektare yang akan dibantu pengairannya.
Sementara itu, optimalisasi lahan rawa untuk padi akan dilakukan di 400.000 hektare yang tersebar di 10 provinsi. Terdapatpun untuk penanaman padi gogo dilakukan di 500.000 hektare lahan sawit.
Amran mengatakan, untuk menyokong produksi beras tahun ini pihaknya kembali mengalokasikan volume pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton seperti yang terjadi pada 2014.
Menurutnya, alokasi pupuk bersubsidi terus mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir. Terdapatpun pada 2019 alokasi volume pupuk bersubsidi mencapai 8,87 juta ton, dan turun hampir 50% menjadi 4,73 juta ton pada 2024.
Oleh karena itu, pemerintah tahun ini juga menambahkan anggaran pupuk subsidi sebanyak Rp14 triliun sehingga volume pupuk subsidi 2024 bisa ditingkatkan menjadi 9,55 juta ton.
“Pengambilan pupuk subsidi tahun ini boleh menggunakan KTP,” katanya. (HAP)