
PENGONSUMSI makanan Segera saji dan jajanan viral perlu mewaspadai kualitas kesehatannya yang Pandai menurun, sekaligus berpotensi mempercepat penuaan kulit. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (PERDAWERI), dr. Maya Surjadjaja.
“Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen. Kalau kolagen rusak, kulit jadi kering, kusam, dan keriput lebih Segera,” kata Maya di Jakarta, Minggu (24/8).
Ia menjelaskan, kesehatan usus berperan Krusial dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk menjaga kesehatan otak. Maya menyebut, konsep ‘gut, brain, skin axis’ menunjukkan bahwa kondisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan bahkan kesehatan otak seseorang. Gut-brain-skin axis adalah jaringan komunikasi kompleks dan interaksi dua arah antara usus, otak dan kulit.
Konsep ini merupakan koneksi antara kulit dan otak terhadap sistem pencernaan, yang Mempunyai peran krusial dalam sistem kekebalan dan sistem neuroendokrin, yakni sistem saraf yang bertugas memproduksi hormon. “Kalau usus sehat, kulit lebih terjaga dan pikiran pun lebih seimbang,” ucapnya.
Lebih lanjut Maya menyampaikan, masyarakat juga perlu memahami bahwa Kagak Segala lemak Jelek. Ia menegaskan, lemak sehat Malah dibutuhkan Buat menjaga elastisitas kulit dan keseimbangan hormon.
“Kalau terlalu takut makan lemak, kulit Pandai tampak lebih Uzur. Jadi, yang Krusial adalah memilih lemak sehat, bukan menghindarinya sama sekali,” tuturnya.
Guna menghindari Akibat Jelek makanan Segera saji, maka Krusial Buat menerapkan gaya hidup berkesinambungan, mulai dari mengatur pola makan bergizi seimbang, cukup tidur, mengelola stres, hingga rutin berolahraga.
“Obat atau tindakan estetik hanya pelengkap. Dasarnya tetap pola hidup sehat,” tukasnya.(Ant/M-2)

