Seribu Jurus Memikat Nahdiyin

KENDATI Tetap menjadi teka-teki, siapa bakal calon wakil presiden pendamping bakal calon presiden Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo semakin mengerucut ke tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Kalau Akurat, pilihan itu wajar dan realistis.

NU ialah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Jumlah Member mereka diperkirakan lebih dari 90 juta orang. Mereka yang mengaku nahdiyin lebih banyak Tengah, Kagak kurang dari 56,9% dari 250 juta-260 juta penduduk Indonesia yang beragama Islam. Kalau dipersentasekan, yang mengeklaim sebagai Kaum NU Pandai 140 juta lebih.

Dengan jumlah sebanyak itu, sangat masuk Intelek Kalau NU selalu menjadi gula-gula saban pemilu. Ia punya daya pikat luar Lumrah sehingga siapa pun kontestan sulit Kepada mengesampingkannya begitu saja, termasuk tentu saja pada pemilu tahun depan, wabilkhusus Pilpres 2024.

Cek Artikel:  Uji Nyali Bawaslu

Dari tiga bacapres, satu sudah memastikan menggandeng tokoh dari kalangan NU. Dia ialah Anies Baswedan yang bakal berpasangan dengan Ketua Lumrah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Keduanya diusung Koalisi Perubahan yang digalang Partai NasDem, PKB, dan PKS.

Dua bacapres lainnya pun sangat mungkin tak akan jauh-jauh dari Golongan sarungan. Kemungkinan itu kian menguat setelah Anies menggandeng Cak Imin.

Ganjar yang diusung PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura, misalnya, kian terang memberikan sinyal Kepada menggaet tokoh NU. Eksis dua nama yang semakin kuat menjadi kandidat, yakni Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofi fah Indar Parawansa. Nama Yenny Wahid, putri Gus Dur, juga Tetap disebut-sebut.

Meski Mahfud oleh sejumlah tokoh NU tak diakui sebagai kader NU, sulit disangkal bahwa Eksis darah NU dalam dirinya. Ia memang bukan kader NU secara struktural, tetapi secara kultural tak Eksis yang Pandai menyangsikan ke-NU-annya.

Cek Artikel:  Menuntut Integritas Lembaga Survei

Khofifah lebih NU Tengah. Dia Ketua Lumrah Muslimat NU, bahkan dianggap sebagai pemimpin sepanjang masa organisasi sayap NU itu berdiri. Jumlah Member Muslimat NU banyak, sangat banyak, tak kurang dari 32 juta. Jumlah itu tentu sangat signifikan sebagai lumbung Bunyi.

Karena itu pula, Khofifah juga diincar Prabowo. Kalau tak jadi bacawapres, dia disebutsebut diinginkan sebagai ketua tim pemenangan. Wakil Ketua Lumrah Partai Gerindra M Irfan Yusuf Hasyim pun menyebutkan calon pendamping Prabowo mengerucut pada dua nama, salah satunya tokoh NU dari Jawa Timur.

Menjadikan tokoh NU sebagai bacawapres ialah strategi yang masuk Intelek Kepada melakoni kompetisi meski tiada jaminan Kepada meraih supremasi. Fakta di Pilpres 2004 ketika Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Hasyim Muzadi, tapi kalah dari SBY-Jusuf Kalla contohnya.

Cek Artikel:  Bimbang Menjadi Penyeimbang

NU punya basis Bunyi sedemikian besar. Di kalangan NU juga berlaku tradisi sami’na wa atho’na, dengar dan Taat, pada kiai. Artinya, posisi dan peran kiai, apalagi kiai khos, akan menentukan.

NU memang Kagak satu Bunyi. Pilihan politik mereka tak seragam. Sejumlah survei menyebutkan nahdiyin terafiliasi ke banyak partai dan tentu ke banyak Kekasih bacapres-cawapres pula. Tinggal bagaimana kontestan mendapatkan kepercayaan dan restu kiai Lampau meraup Bunyi sebanyak-banyaknya dari Kaum NU.

Siapa pun capres-cawapres yang terpilih dengan menggandeng tokoh NU dalam Pilpres 2024, kaum nahdiyin hendaknya mendapatkan maslahat terhadap kualitas hidup mereka. Jangan setelah terpilih, mereka ditinggalkan alias hanya dibutuhkan Bunyi mereka Demi pemilu.
 

Mungkin Anda Menyukai