DUA rudal balistik Rusia menghantam fasilitas pendidikan dan rumah sakit di Kota Poltava, Ukraina Tengah. Serangan itu menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Serangan itu menjadi salah satu serangan paling mematikan yang dilakukan pasukan Rusia sejak perang dimulai pada 24 Februari 2022. “Salah satu gedung Institut Komunikasi Militer hancur sebagian. Orang-orang menemukan diri mereka di bawah reruntuhan. Banyak yang selamat,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Poltava terletak sekitar 350 km tenggara ibu kota, Kyiv. Kota ini berada di jalan raya utama dan jalur kereta api antara Kyiv dan kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, yang dekat dengan perbatasan Rusia.
Baca juga : Rusia dan Ukraina Sepakat Ganti 230 Tawanan Perang
“Sekalian layanan yang diperlukan dilibatkan dalam operasi penyelamatan,” kata Zelenskyy. Dia menambahkan bahwa telah memerintahkan penyelidikan penuh dan segera atas serangan itu.
Dia berjanji bahwa Rusia pasti akan mendapatkan pembalasan yang setimpal atas serangan tersebut. “Hingga pukul 18.00 waktu setempat, 51 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka dalam serangan itu,” kata kantor jaksa agung Ukraina.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Poltava mengalami hari yang mengerikan. Rudal-rudal itu ditembakkan tak lama setelah peringatan serangan udara dibunyikan, ketika banyak orang sedang dalam perjalanan menuju tempat perlindungan bom.
Baca juga : Ukraina Kirim Drone Kamikaze Terbesar ke Rusia
“Berkat kerja terkoordinasi dari tim penyelamat dan petugas medis, 25 orang berhasil diselamatkan, 11 di antaranya berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan. Ketika ini, tim penyelamat melanjutkan pekerjaan mereka,” katanya.
Gubernur Poltava Filip Pronin mengumumkan tiga hari berkabung mulai Rabu (4/9). “Tragedi besar bagi wilayah Poltava dan seluruh Ukraina,” tulis Pronin di Telegram.
“Musuh tentu harus bertanggung jawab atas semua kejahatannya terhadap kemanusiaan,” ujarnya. Dia mengatakan mungkin masih ada 15 orang lagi yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Baca juga : Bom Maut Pukul Kyiv, Rusia Percepat Evakuasi Kursk
Blogger militer Rusia mengatakan serangan itu menargetkan upacara di luar ruangan. Member parlemen Ukraina Maria Bezugla, yang sering mengkritik kepemimpinan militer Ukraina, menyalahkan pejabat tinggi karena membahayakan tentara dengan membiarkan insiden semacam itu.
“Tragedi ini terus terulang. Ketika ini akan berhenti?” dia mem-posting di Telegram.
Zelenskyy mengulangi seruannya untuk meningkatkan pertahanan udara Barat dan mendesak sekutunya untuk mengizinkan senjata jarak jauh mereka digunakan untuk menyerang lebih jauh ke wilayah Rusia guna melindungi Ukraina.
“Kami terus mengatakan kepada semua orang di dunia yang memiliki kekuatan untuk menghentikan teror ini, sistem pertahanan udara dan rudal diperlukan di Ukraina, bukan di gudang di suatu tempat,” ujarnya.
“Serangan jarak jauh yang dapat melindungi kita dari teror Rusia diperlukan saat ini, bukan beberapa waktu kemudian. Sayangnya, keterlambatan setiap hari berarti hilangnya nyawa,” pungkasnya. (Aljazeera/Z-2)