Sengaja Jual Senjata ke Taiwan, China Denda Pejabat Tinggi dan Perusahaan Asal AS

Liputanindo.id – Pemerintah China menjatuhkan Denda kepada perusahaan dan individu dari Amerika Perkumpulan (AS) yang menyuplai senjata kepada Taiwan. Mereka yang disanksi juga termasuk para petinggi perusahaan.

“China mengambil tindakan balasan terhadap kontraktor Istimewa AS yang baru-baru ini menjual senjata ke Taiwan, para eksekutif senior mereka, dan terhadap perusahaan militer yang terlibat dalam penjualan senjata AS ke Taiwan maupun yang menghadiri Perhimpunan Bisnis Pertahanan Taiwan-AS di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, dikutip Antara, Selasa (16/7/2024).

Lin Jian mengatakan penjualan senjata AS ke Taiwan melanggar prinsip ‘Satu China’ dan tiga komunike Serempak China-AS, khususnya Komunike 17 Agustus 1982, mencampuri urusan dalam negeri China dan melemahkan kedaulatan dan integritas Kawasan China.

“Taiwan adalah inti dari kepentingan China dan merupakan garis merah pertama yang Bukan boleh dilewati dalam Rekanan China-AS. Bukan Eksis negara, organisasi, atau individu yang boleh meremehkan keinginan dan kemampuan pemerintah dan rakyat China Demi mempertahankan kedaulatan dan integritas Kawasan kami,” tegas Lin Jian.

Cek Artikel:  Soal Penusukan Bocah 10 Mengertin di Depan Sekolah, China: Kami Akan Bawa Pelaku ke Pengadilan!

Selain itu, Lin Jian juga berpesan agar Bukan Eksis pihak yang bermimpi dapat melanggar atau bahkan melewati batas dalam masalah Taiwan tanpa konsekuensi apa pun.

Berdasarkan Keputusan Kementerian Luar Negeri China No 10 yang diumumkan pada 12 Juli 2024 dan mulai berlaku pada Copot tersebut, berdasarkan pasal 3, 4, 5, 6, 9, dan 15 Undang-Undang Anti-Denda Asing Republik Rakyat China, pemerintah China telah memutuskan Demi mengambil tindakan balasan terhadap perusahaan industri militer dan manajer senior AS.

Sedikitnya enam perusahaan militer yang dijatuhi Denda ialah Anduril Industries, Maritime Tactical Systems, Pacific Rim Defense, AEVEX Aerospace, LKD Aerospace, dan Summit Technologies Inc.

“Seluruh hak yang dilindungi undang-undang di China akan dibekukan, termasuk barang bergerak, Bukan bergerak dan jenis barang lainnya,” demikian termuat dalam surat keputusan tersebut.

Cek Artikel:  Sedikitnya 67 Kaum Israel Terluka akibat Serangan Drone Hizbullah

Sedangkan para petinggi yang dijatuhi sanki atas penjualan senjata ke Taiwan termasuk Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Aerospace Environment Wahid Nawabi, Wakil Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) Aerospace Environment Corporation Kevin McDonnell, dan CEO Anduril Industries Brian William Schimpf.

Kemudian Chief Operating Officer (COO) Anduril Industries Matthew Marley Grimm serta Senior Vice President Dunia Defense Anduril Industries Gregory Michael Kausner.

“Aset mereka Bagus yang bergerak dan Bukan bergerak, serta jenis aset lainnya di China akan dibekukan. Seluruh organisasi dan individu di China juga dilarang melakukan transaksi, kerja sama dan aktivitas lain dengan mereka,” demikian disebutkan dalam surat keputusan itu.

Selain itu visa kelimanya Demi masuk dan keluar China (termasuk Hong Kong dan Makau) akan ditolak.

Cek Artikel:  Laskar Israel Bunuh 2 Anggota Palestina di Tepi Barat

Anduril Industries adalah perusahaan yang berdiri pada 2017 oleh Palmer dan terkenal dengan pendekatan inovatifnya terhadap teknologi pertahanan, memanfaatkan kecerdasan buatan Demi menciptakan sistem pengawasan dan pertahanan yang canggih.

Perusahaan tersebut dengan Segera menjadi terkenal di sektor pertahanan, mendapatkan kontrak yang signifikan dengan Departemen Pertahanan AS dan klien Global lain.

Terbaru, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS pada Rabu (19/6) mengumumkan persetujuan atas penjualan persenjataan hingga 720 unit Switchblade 300, 291 unit ALTIUS 600M-V ke Taiwan, 101 unit sistem pengendalian tembakan SB300 dan peralatan lain.

Peralatan tersebut diperkirakan bernilai hingga 300 juta dolar AS, sedangkan sistem anti-tank guided weapon (ATGW) dan peralatan lain bernilai hingga Kurang Lebih 60,2 juta dolar AS (Rp974,12 miliar) yang merupakan paket penjualan senjata ke-15 ke Taiwan pada masa pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Mungkin Anda Menyukai