Semenanjung Reykjanes Meletus Keenam Kali sejak Desember 2023

Semenanjung Reykjanes Meletus Keenam Kali sejak Desember 2023
Gunung di Islandia.(Dok Al-Jazeera)

SEMENANJUNG Reykjanes di Islandia mengalami letusan vulkanik keenam kali sejak Desember 2023. Lava yang menyembur dari celah baru seiring aktivitas seismik yang terus berlanjut. Ini menurut laporan pers pada Jumat (23/8).

Di bagian barat daya Islandia, letusan di Semenanjung Reykjanes terjadi pada Kamis (22/8) malam, setelah serangkaian gempa bumi. Gempa terbesar tercatat berkekuatan 4 magnitudo.

Letusan dimulai pada pukul 21.26 waktu setempat (04.26 WIB). Lava yang meletus dari celah yang awalnya berukuran 1,4 kilometer tetapi dengan cepat meluas menjadi 3,9 kilometer dalam waktu 40 menit. Demikian menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO) seperti dilaporkan oleh Guardian.

Baca juga : Gunung Berapi Islandia Mereda usai Letusan Pertama dalam 900 Mengertin

Cek Artikel:  Taiwan Antisipasi Pendaratan Amfibi Tiongkok

Meskipun aktivitas vulkanik terus berlangsung, penerbangan ke dan dari Islandia tetap beroperasi normal, menurut Isavia, penyedia layanan bandara dan navigasi udara nasional negara tersebut.

Semenanjung Reykjanes, yang menjadi rumah bagi hampir 8% populasi Islandia, telah menghadapi aktivitas vulkanik berulang sejak 2021 karena reaktivasi sistem geologi yang tidur setelah 800 tahun. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kawasan ini bisa mengalami letusan berkelanjutan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad.

Kepada melindungi infrastruktur penting, termasuk pembangkit listrik Svartsengi dan spa Blue Lagoon, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mengalihkan aliran lava.

Baca juga : Gunung Api Meletus Kembali di Semenanjung Islandia

Tetapi, letusan baru-baru ini disebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi desa nelayan terdekat Grindavik, tempat sebagian besar dari 4.000 penduduknya dievakuasi pada November setelah letusan sebelumnya.

Cek Artikel:  Soal Rencana Kunjungan Abbas ke Gaza, PBB: Tak Realistis Meminta Jaminan Keamanan

Magnus Tumi Gudmundsson, seorang profesor geofisika di Universitas Islandia, mengatakan kepada Guardian bahwa letusan saat ini menunjukkan aktivitas yang lebih rendah di dekat Grindavik dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya. Hal itu memberikan sedikit kelegaan bagi penduduk.

Tetapi, dia menekankan perlunya pemantauan terus-menerus seiring perkembangan situasi. IMO sebelumnya memperingatkan kemungkinan letusan lain, mengacu pada tanda-tanda akumulasi magma di bawah Svartsengi, tempat pembangkit listrik lokal menyediakan listrik dan air untuk sekitar 30.000 orang di semenanjung tersebut.

Pembangkit listrik tersebut sebagian besar dievakuasi dan dioperasikan dari jarak jauh karena ancaman vulkanik yang terus berlangsung. Islandia, yang terletak di atas Punggung Atlantik Tengah, tempat lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara bertemu, ialah rumah bagi 33 sistem gunung berapi aktif, jumlah terbanyak di Eropa. 

Cek Artikel:  Visa: Olimpiade Paris 2024 Dongkrak Perekonomian Prancis

Gelombang letusan saat ini di Semenanjung Reykjanes menegaskan Kembali ketidakstabilan geologis yang terus terjadi di kawasan itu. Ini menimbulkan tantangan bagi negara pulau dengan hampir 400.000 penduduk tersebut. (Ant/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai