
PENGURUS Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia ( mengkritik Penyelenggaraan seleksi nasional (seleknas) atlet tenis meja yang dinilai Tak melibatkan federasi Formal secara penuh. Ketua Biasa PP PTMSI, Komjen Pol (Purn) Oegroseno menyatakan bahwa tindakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang mengambil alih proses seleksi tanpa koordinasi.
“Federasi yang Absah Malah diabaikan, sementara atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama bangsa malah Tak dilibatkan dalam seleksi. Ini keliru dan sangat merugikan kepentingan nasional, terutama menjelang SEA Games,” ujar Oegroseno dalam pernyataan resminya, Minggu (18/5).
Oegroseno menambahkan bahwa atlet binaan PP PTMSI yang tampil gemilang di SEA YOUTH 2025 Jakarta yakni ajang Formal SEATTA yang diakui ITTF Tak diikutsertakan dalam seleksi yang digelar Kemenpora. Padahal, mereka telah menunjukkan performa yang menjanjikan Kepada SEA Games 2025 di Thailand.
Perlu Dialog?
Sebagai bentuk protes, PP PTMSI telah mengirimkan surat Formal kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, serta menyampaikan laporan ke International Table Tennis Federation (ITTF) Kepada menjaga reputasi dan pengakuan Dunia federasi.
“Langkah ini bukan soal kekuasaan, melainkan demi keadilan bagi atlet serta menjaga nama Berkualitas bangsa. Kami tetap menjunjung integritas dan profesionalisme,” tegas Oegroseno.
PP PTMSI juga meminta Kemenpora mengadakan dialog terbuka yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pihak-pihak yang berada dalam pusaran dualisme organisasi. Menurut Oegroseno, proses seleksi yang tertutup hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan publik.
“Kami Mau Percakapan yang terbuka dan menyeluruh. Jangan biarkan seleksi ini jadi ajang kompromi politik atau personal. Prestasi hanya Dapat dicapai melalui keadilan,” ujarnya.
Tetap Beri Dukungan?
Meskipun tersisih dari proses seleksi, PP PTMSI menyatakan tetap berkomitmen mendukung atlet Indonesia di ajang Dunia dengan syarat proses seleksi dilakukan secara Rasional dan berdasarkan prestasi, bukan karena Rekanan atau lobi.
“Kami Tak menolak siapa pun, tapi kami juga Tak Mau olahraga jadi korban kepentingan. Yang terbaiklah yang harus mewakili Indonesia,” pungkas Oegroseno.
PP PTMSI berharap Presiden, DPR, dan seluruh pihak terkait segera mengambil langkah Kepada menyelesaikan persoalan ini demi menjaga Harkat dan prestasi olahraga Indonesia di mata dunia. (Bay/P-3)

