Liputanindo.id – Pemerintah Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi wisatawan asing hampir tiga kali lipat dari yang sudah ditetapkan. Kenaikan biaya itu akan dimulai pada 1 Oktober mendatang.
Kenaikan biaya masuk bagi wisatawan itu akan berlaku pada 1 Oktober mendatang dari 35 dolar Selandia Baru (Rp336 ribu) menjadi 100 dolar Selandia Baru (Rp961 ribu). Kenaikan biaya ini disebut untuk peningkatan layanan publik dan pengalaman yang berkualitas tinggi untuk para wisatawan, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (3/9/2024).
Selandia Baru telah berjuang mengatasi dampak wisatawan terhadap lingkungan alam, dengan infrastruktur yang sangat terbatas. Biaya 35 dolar Selandia Baru diterapkan pada bulan Juli 2019. Tetapi biaya itu dinilai tidak cukup untuk menutupi biaya terkait dengan banyaknya pengunjung yang datang.
Pemerintah juga mengatakan kenaikan biaya itu kompetitif dan yakin Selandia Baru akan tetap menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik banyak turis asing.
Meski kenaikan biaya itu dianggap untuk peningkatan pelayanan, Asosiasi Industri Pariwisata negara itu justru menilai hal tersebut bisa membuat wisatawan enggan untuk berkunjung. Apalagi, Selandia Baru juga masih berjuang untuk pulih dari penutupan perbatasan yang ketat sejak pandemi COVID-19.
“Pemulihan pariwisata Selandia Baru tertinggal dari negara lain di dunia, dan ini akan semakin merusak daya saing global kita,” kata kepala eksekutif asosiasi, Rebecca Ingram.
Berdasarkan data dari Stats NZ yang dirilis sebelumnya pada hari Selasa menunjukkan bahwa penerimaan ekspor perjalanan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni adalah sebesar 14,96 miliar dolar Selandia Baru, turun 5 persen dari sebelum pandemi. Jumlah pengunjung, menurut biro tersebut, sekitar 80 persen dari tingkat sebelum penutupan perbatasan.
Pemerintah Selandia Baru juga baru-baru ini menaikkan biaya visa pengunjung dan ada usulan untuk menaikkan biaya di bandara regional.
Lebih lanjut, kepala eksekutif bandara Selandia Baru mengatakan hal ini menjadi pukulan telak ketiga kalinya bagi sektor penerbangan.
“Ini adalah serangan tiga kali lipat bagi sektor kami, yang berusaha keras untuk pemulihan ekonomi Selandia Baru,” pungkas Billie Moore.