Selamat Hari Raya Bahai

Keyakinan Baha’i tetiba menjadi perbincangan setelah Menteri Keyakinan Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat Hari Raya Naw Ruz, natalnya atau lebarannya Keyakinan Baha’i.

Keyakinan Baha’i mungkin kurang dikenal karena dia termasuk Keyakinan paling baru di dunia. Serupa Keyakinan-Keyakinan lain, Baha’i menyajikan suatu pandangan dunia mengenai perdamaian dan Kasih kasih.

Keyakinan Baha’i lahir dari Keyakinan Islam. Sayyid Ali Muhammad (1819-1850), penganut Islam Syiah, memaklumkan dirinya sebagai orang pertama dari jajaran para nabi baru setelah Muhammad. Ia menyebut dirinya Bab, pintu gerbang menuju Allah. Pada 1848, pengikut Bab alias penganut Baha’i memaklumkan diri keluar dari Islam dan mulai berjuang melawan pemerintahan Persia. Bab dihukum Tewas pada 1850 atas tuduhan makar terhadap Shah Persia.

Pendukung terkemuka Bab ialah Mirza Husayn Ali yang lahir di Persia pada 1817. Setelah Bab meninggal, Husayn Ali dipenjara. Ia mengaku di penjara itulah dia mendapat pengalaman gaib yang menasbihkan dirinya menjadi ‘dia yang kepadanya Allah menyatakan diri’.

Cek Artikel:  Yang Muda yang Berpolitik

Husayn Ali terkenal dengan Predikat Baha’ullah, kemuliaan Allah, setelah pada 1873, dia mengatakan kepada sahabatnya dirinya nabi baru. Penguasa Persia membuangnya dan dalam pembuangan itu Baha’ullah menulis banyak teks Baha’i.

Orang Baha’i percaya Tuhan yang transenden dan tak dapat dicapai pikiran Sosok telah meng­utus banyak nabi Buat memberi Kesadaran kepada Sosok. Penganut Baha’i mengakui keberadaan nabi-nabi Keyakinan lain. Rumah ibadah Keyakinan Baha’i dibangun sebagai pusat doa bagi Sekalian orang dari Sekalian Keyakinan dan tiap rumah ibadah punya sembilan pintu masuk yang melambangkan sembilan Keyakinan besar.

Akan tetapi, Baha’i menolak Dominasi segelintir Keyakinan dan bangsa dalam membentuk tatanan dunia. Baha’i lahir sebagai respons atas Dominasi atau monopoli Keyakinan, terutama Islam. Banyak Keyakinan atau Aliran dalam Keyakinan kiranya lahir sebagai respons atas Dominasi suatu Keyakinan. Protestan lahir sebagai respons atas Katolik. Syiah lahir sebagai respons atas Sunni. Islam lahir sebagai respons atas Dominasi ‘Keyakinan jahiliah’ kaum Quraish. Sikhisme lahir sebagai respons atas Islam dan Hindu sekaligus.

Cek Artikel:  Milenial di Pasar Modal

Baha’i kiranya juga lahir sebagai respons atas kekuasaan suatu bangsa, yakni Persia. Banyak Keyakinan lahir sebagai respons atas kekuasaan. Islam lahir sebagai respons atas kekuasaan kaum Quraish. Yahudi lahir sebagai respons atas kekuasaan Firaun.

Akan tetapi, pada hakikatnya Keyakinan lahir sebagai respons Sosok atas yang supranatural, transendental, sakral, atau realitas yang tak tampak. Husayn Ali merespons yang gaib selama dipenjara hingga melahirkan Keyakinan Baha’i. Muhammad merespons perintah sakral ‘Iqra’ di gua Hira dan kemudian lahirlah Keyakinan Islam. Musa merespons 10 perintah Allah dari realitas yang tak tampak hingga lahirlah Keyakinan Yahudi.

Respons Sosok atas yang sakral tentu berbeda-beda. Pengalaman Sosok atas realitas yang tak tampak Niscaya bervariasi. Itulah sebabnya banyak Keyakinan turun ke muka bumi.

Cek Artikel:  Dalam Jebakan Ekonomi Ekstraktif

Respons Sosok atas yang sakral Enggak berhenti dalam sejarah, tetapi Lalu berkembang. Evolusi respons Sosok atas realitas yang tak tampak itu kelak melahirkan Keyakinan-Keyakinan baru yang barangkali Enggak kita kenal sebelumnya. Baha’i yang terbilang Keyakinan baru lahir sebagai evolusi respons atas yang gaib. Di Amerika, misalnya, lahir Keyakinan yang barangkali asing di telinga, seperti Wicca, Raelisme, Syamanisme, yang semuanya lahir dari evolusi respons Sosok atas realitas tak tampak. Tak perlu panik bila di kemudian hari Eksis orang mengaku nabi Pemandu Keyakinan baru.

Respons Sosok yang bervariasi atau Berbagai Corak atas realitas tak terjangkau yang kemudian melahirkan berbagai Keyakinan sangatlah manusiawi. Perspektif Sosok atas yang tampak saja Berbagai Corak, apalagi atas yang tak tergapai. Ucapan selamat hari raya Keyakinan-Keyakinan kiranya bukan Sekadar penghormatan atas keberagaman Keyakinan, melainkan juga penghormatan atas kemanusiaan. Serupa Menag Yaqut, saya mengucapkan selamat Hari Raya Naw Ruz.

Mungkin Anda Menyukai