SELAIN Nusa Dewata, Bali, dua daerah ini juga banyak menarik perhatian warga negara asing (WNA) untuk berinvestasi di sektor properti.
Ketua Lazim Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), Lukas Bong, menyatakan bahwa dua wilayah lain yang diminati WNA untuk investasi properti adalah Batam dan Jakarta.
Baca juga : Terbuka Kesempatan bagi WNA untuk Investasi Properti
“Pada umumnya, investasi di Batam dan Jakarta masih didominasi oleh kondominium, sedangkan di Bali lebih banyak berfokus pada rumah tapak termasuk villa,” ungkap Lukas Bong pada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, Bali tetap menjadi tujuan utama bagi WNA dalam berinvestasi properti karena tingginya jumlah wisatawan asing dan domestik.
Ia menambahkan bahwa harga tanah di Bali, termasuk biaya sewa, dianggap masih sangat kompetitif bagi WNA.
Baca juga : Bali Jadi Destinasi Favorit Investasi Rumah Ke-2
Investor yang tertarik umumnya berasal dari Australia, Eropa, dan Rusia. Bahkan, ada investor muda dari Singapura yang berani menyewa properti di Bali selama 20 tahun untuk disewakan kembali kepada para pelancong.
“Saya mendengar margin keuntungan minimum mencapai 16 persen per tahun, ini sangat menggoda,” kata Lukas Bong.
Sementara itu, di Batam, ketertarikan WNA untuk berinvestasi juga dipengaruhi oleh kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia. Para investor di Batam umumnya berasal dari negara-negara Asia seperti Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.
Baca juga : Puteri Indonesia Persahabatan Kembali Dilaporkan Terkait Kasus Penipuan
Di Jakarta, WNA memilih untuk berinvestasi di sektor properti karena lokasinya yang dekat dengan pusat bisnis dan pemerintahan.
“Dari segi kepemilikan asing, kita masih tertinggal dibandingkan Singapura. Di sana, pemerintah menaikkan pajak properti bagi WNA untuk subsidi rakyat. Langkah ini bisa dijadikan contoh oleh pemerintahan mendatang,” jelas Lukas Bong.
Ia menambahkan, jika pajak properti bagi WNA ditetapkan hingga 20%, tetap akan menarik bagi mereka.
Baca juga : Manfaatkan Relaksasi Kepemilikan Properti WNA untuk Gaet Investor
“PPN untuk asing bisa mencapai 20%, sedangkan 8% masih bisa digunakan untuk subsidi rakyat,” ujarnya.
Lukas Bong juga menekankan bahwa Indonesia tetap menarik bagi WNA untuk berinvestasi berkat populasi yang besar, keindahan alam, sumber daya alam yang melimpah, serta angka produktivitas yang tinggi di kalangan penduduk.
Dalam kesempatan ini, Lukas Bong juga mengumumkan bahwa AREBI berencana mengadakan The Biggest Real Estate Summit pada 20 November 2024 di Hotel Raffles, Jakarta.
Acara tahunan ini akan mempertemukan pelaku industri properti, ahli, dan perwakilan pemerintah untuk mendiskusikan isu-isu strategis serta perkembangan terbaru di sektor properti.
Kegiatan tersebut akan dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional (Munas) AREBI pada 21 November 2024. Munas ini merupakan forum tertinggi organisasi untuk membahas arah kebijakan dan pemilihan pengurus baru. (Z-10)