Liputanindo.id – Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin, menuduh NATO ikut campur dalam aksi militer di Ukraina. Volodin menuduh NATO terlibat dalam pengambilan keputusan militer.
Sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu menuduh aliansi militer pimpinan AS membantu Ukraina memilih kota-kota Rusia yang akan menjadi target, menyetujui aksi militer tertentu, dan memberi perintah kepada Kyiv. Tuduhan itu dia kuatkan dengan bukti dokumenter yang mendukung pernyataannya.
“Amerika Perkumpulan, Jerman, Inggris, dan Prancis sedang mendiskusikan keumngkinan serangan (oleh Ukraina) menggunakan senjata jarak jauh di wilayah negara kita. Ini tidak lain hanyalah upaya untuk menyamarkan dan menyembunyikan partisipasi langsung mereka dalam aksi militer,” kata Volodin, dikutip Reuters, Jumat (13/9/2024).
Lewat, kata Volodin, Amerika Perkumpulan dan para sekutunya memberikan izin kepada Ukraina untuk melakukan agresi dengan rudal kepada Rusia. Dia juga menuduh penggunaan penasihan dan instruktur NATO di Ukraina kini dilengkapi dengan tentara bayaran dan dipersenjatai dengan persenjataan NATO.
“Mereka (personel NATO) menentukan kota mana di negara kita yang akan diserang, mengoordinasikan aksi militer, dan memberi perintah,” tegasnya.
“NATO telah menjadi peserta dalam aksi militer di Ukraina. Mereka mengobarkan perang terhadap negara kita,” pungkasnya menambahkan.
Pernyataan Volodin ini muncul sehari setelah Putin memperingatkan bahwa Barat akan langsung berperang dengan Rusia jika negara itu mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Barat, sebuah langkah yang menurutnya akan mengubah sifat konflik.