KALAU kita menyebut Finlandia, boleh jadi yang terbayang di benak ialah sebuah negara dengan tingkat korupsi nihil. Kemudian pendidikan berkelas dunia.
Terkait dengan tingkat korupsi, tiga negara yaitu Denmark, Finlandia, dan Selandia Baru berada di ranking pertama dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2021, yang dirilis pada Januari 2022 dengan skor 88 dari 100. (https://aclc.kpk.go.id/)
Hal itu tidak lepas dari sejumlah faktor yang memang sudah seperti nafas di tubuh manusia. Pertama, integritas (rehellisyys). Ini fundamental banget. Selama 14 tahun tinggal di Finlandia, saya sangat merasakan integritas orang Finlandia di dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya antre, atau membuang sampah di tempat yang sudah ditentukan.
Selain itu tidak mengambil barang milik orang lain. Ini dari pengalaman yang saya alami ketika kehilangan dompet. Rupanya tidak butuh waktu lama dompet tersebut segera kembali ke tangan saya. Utuh.
Mengenai integritas memang masuk mata pelajaran di pendidikan dasar di Finlandia. Pendidikan di negeri seribu danau ini menempatkan hal tersebut di posisi terdepan. Karena sepandai apapun kita tanpa disertai integritas, rasanya hanya sia-sia saja kepandaian tersebut.
Kedua, alam (luonto). Ini sungguh alamiah sekali karena orang Finlandia rata-rata 2–3 kali per minggu atau 140 kali per tahun berjalan di alam (hutan dan taman). Finlandia terdiri dari 75% hutan, persentase paling besar di seluruh Eropa. Mengenai alam dan lingkungan masuk mata pelajaran di pendidikan dasar.
Hal itu mungkin kelihatannya sepele karena Indonesia justru memiliki hutan yang luas. Bahkan termasuk sebagai paru-paru dunia. Tapi bila kita cermati, kondisi tubuh yang sehat ditambah dengan lingkungan bersih, perlahan tapi pasti membuat pola pikir lebih sehat lagi.
Ketiga, pendidikan (koulutus). Ini sungguh keren banget karena Finlandia berpredikat sebagai negara yang mempunyai sistem pendidikan terbaik di dunia.
Kerja keras dan proses panjang sejak reformasi pendidikan 1972, mengantarkan Finlandia ke posisi puncak. Pendidikan Finlandia itu unik karena memiliki sejumlah faktor; pertama, unggul. Profesionalisme guru menjadi kata kunci terkait dengan keunggulan dalam pembelajaran. Guru harus bergelar master.
Bahkan sistem pendidikan yang diterapkan tergolong mumpuni. Guru bukan sekadar berdiri di depan kelas memberikan materi pembelajaran, melainkan selalu melibatkan anak-anak didik untuk menjadi problem solver. Dalam perspektif mereka, tidak ada anak yang bodoh karena setiap orang sudah memiliki kepandaian dalam diri.
Mereka juga tidak membuat peringkat di kelas atau sekolah terhadap siswa didik. Bahkan siswa tidak dituntut dan bersaing meraih nilai tinggi sehingga, yang kalau di Indonesia, akan menempati peringkat satu. Mereka menerapkan sistem kerja sama, bukan persaingan.
Seluruh guru di Finlandia diwajibkan memiliki ilmu pedagogis. Posisi mereka sangat dimuliakan salah satunya dengan gaji besar. Guru mendidik murid berdasarkan sistem kepercayaan bukan mengawasi.
Kedua, nyaman. Belajar di sekolah itu sungguh menyenangkan dan hanya berlangsung kurang lebih 52% per tahun. Maksudnya, ada sekitar enam bulan libur. Lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyaman buat anak didik karena mereka tidak merasa terbebani dengan keharusan, misalnya membuat pekerjaan rumah.
Terkait dengan kurikulum yang diadopsi, para guru di sekolah memilik andil dan terlibat di dalamnya. Kurikulum dibuat melalui proses berjenjang mulai dari guru-guru di sekolah. Karena merekalah yang kelak merasakan dan mempraktikkan langsung dalam proses belajar mengajar. Kiitos (terima kasih). Tervetuloa suomeen (Selamat datang di Finlandia).