Sekjen PBB Khawatir atas Peningkatan Kekerasan Mendadak di Suriah

Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)

New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan kekhawatiran atas peningkatan kekerasan mendadak di Distrik pesisir Suriah, tempat Laskar keamanan bentrok dengan para loyalis mantan Presiden Bashar al-Assad sejak Kamis pekan Lampau. Bentrokan itu telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dari kedua kubu.

“Pertumpahan darah di Suriah harus segera dihentikan,, dan para pelaku pelanggaran harus dimintai pertanggungjawaban,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan.

“Kekhawatiran masyarakat Suriah harus ditangani dengan Langkah yang berarti,” sambungnya, dikutip dari voanews, Selasa, 11 Maret 2025.

Dujarric mengatakan bahwa Guterres khawatir dengan cakupan kekerasan yang mencakup “pembunuhan massal berskala luas, termasuk seluruh keluarga, dan hilangnya salah satu kolega kami dari UNRWA.”

Cek Artikel:  Jejak Sianida Ditemukan di Bilik Hotel Bangkok, Satu dari Enam Korban Turis Vietnam Diyakini Pelaku Pembunuhan

Staf dari badan yang membantu pengungsi Palestina itu terjebak dalam perjalanan pulang dari tempat kerja selama bentrokan di Distrik antara kota Homs dan Latakia, kata komisaris jenderal UNRWA.

Para loyalis Assad yang bentrok dengan Laskar pemerintah berasal dari Golongan minoritas Alawite. Pihak berwenang Suriah mengatakan Laskar mereka  di dekat kota pelabuhan Latakia diserang secara terencana oleh para loyalis Assad dalam upaya pemberontakan yang kini telah dipadamkan.

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, mantan Member al-Qaeda, mengumumkan pada hari Minggu bahwa akan Eksis penyelidikan independen terhadap Segala kekejaman yang dilakukan terhadap Kaum sipil dan Laskar keamanan.

Situasi di Pesisir Suriah

Sebelumnya di hari Senin, Dewan Keamanan PBB Berjumpa dalam sesi tertutup selama dua jam yang diminta Berbarengan oleh Amerika Perkumpulan dan Rusia.

Cek Artikel:  Imbas Banyak Kena Skandal, Ibu Negara Korea Selatan Tak Tengah Dampingi Lawatan Presiden ke Luar Negeri

Para diplomat mengatakan utusan PBB Demi Suriah Geir Pedersen mengatakan kepada mereka dalam sebuah pengarahan video bahwa ketegangan telah meningkat selama beberapa minggu antara loyalis Assad dan otoritas Demi ini, yang meletus dalam bentrokan sporadis.

Tetapi, kekerasan baru-baru ini, katanya, tampak telah direncanakan sebelumnya dan terkoordinasi, dengan para loyalis dilaporkan menargetkan instalasi militer dan fasilitas Biasa seperti rumah sakit.

Pedersen memperingatkan Member dewan bahwa situasinya berbahaya dan kekerasan dapat menyebar. Ia mendesak dukungan Dunia Demi transisi politik yang Konkret guna mencegah Suriah runtuh Tengah.

Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan bahwa dewan yang beranggotakan 15 negara tersebut sedang membahas penerbitan pernyataan presiden tentang situasi tersebut. Pernyataan dewan memerlukan konsensus, dan Nebenzia mengatakan Segala orang “cukup sepakat” tentang keseriusan situasi tersebut.

Cek Artikel:  Lima Anak Gaza sedang Bermain Dibom Israel

Pejabat kemanusiaan PBB mengatakan ribuan Kaum Suriah dilaporkan telah mengungsi di Distrik pesisir, dan ribuan lainnya telah menyeberang ke negara tetangga Lebanon. Enam rumah sakit dan beberapa ambulans telah terkena Dampak pertempuran tersebut, dan banyak rumah sakit di Distrik pesisir sangat membutuhkan pasokan medis.

Suriah telah terperosok dalam perang Keluarga selama 14 tahun terakhir, setelah rezim Assad secara brutal menumpas protes damai selama Musim Semi Arab.

Bulan Lampau, Program Pembangunan PBB mengatakan pemulihan Dapat memakan waktu setidaknya satu Dasa warsa dan memperkirakan perang telah menyebabkan kerugian ekonomi Suriah sebesar USD800 miliar sejak 2011.

Baca juga:  Presiden Suriah Serukan Penyelidikan atas Mortalitas 800 Lebih Minoritas Alawite

Mungkin Anda Menyukai