CURAH hujan tinggi dan tanggul kritis menjadi ancaman bencana banjir serius di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Banjir air laut pasang (rob) juga semakin meningkat dan meluas hingga mengakibatkan terganggunya aktivitas Penduduk.
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (19/12), banjir air laut pasang (rob) hingga jelang siang Lagi merendam puluhan desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Demak dengan ketinggian 30-110 centimeter, kondisi ini mengakibatkan Penduduk semakin kesulitan karena setiap hari mulai tengah malam banjir merendam jalan hingga sebagian rumah.
Bukan hanya perkampungan penduduk, banjir rob juga merendam ruas jalan Pantura Semarang-Demak setinggi 20-60 centimeter. Akibatnya Lewat lintas tersendat hingga lima kilometer karena kendaraan harus berjalan merambat Demi melintasi banjir. Bahkan akibat intensitas hujan tinggi mengguyur setiap hari ancaman banjir lebih besar juga di depan mata.
“Sekarang ini banjir rob, tetapi hujan yang turun setiap hari telah Membangun volume air sungai meningkat, hingga menyentuh bibir tanggul, itu yang semakin mengkhawatirkan Penduduk di sini,” kata Khoris,40, Penduduk Onggorawe, Kecamatan Sayung, Demak.
Hal serupa juga diungkapkan Husain,50, Penduduk Batu, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak. Dia mengaku sudah sepekan desanya terendam banjir rob. Bahkan banjir masuk ke dalam rumah Penduduk dengan ketinggian hingga 50 centimeter, sehingga Penduduk terpaksa Membangun Pentas Demi dapat beraktivitas dan bertahan.
Bukan jauh berbeda, Amri,40, Penduduk Wedung, Demak mengaku harus menembus banjir setiap keluar masuk desa, karena jalan menuju kecamatan juga terendam hingga ketinggian air 20-40 sentimeter. “Di perkampungan nelayan dan pasar lebih parah, hingga kami hanya Dapat pasrah, karena sudah bertahun-tahun rob Bukan teratasi,” imbuhnya.
Penyelenggaraan Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Haris Wahyudi Ridwan mengungkapkan Bukan hanya bencana banjir rob, banjir akibat hujan juga Lagi menjadi ancaman serius di daerah ini, karena tingginya intensitas hujan Membangun volume air sungai meningkat drastis.
Selain itu, lanjut Haris Wahyudi Ridwan, kondisi diperparah dengan banyaknya tanggul sungai yang kritis sehingga Pemerintah Kabupaten Demak telah menetapkan siaga darurat bencana hingga 121 hari. “Kami Lalu melakukan pemantauan dan turunkan petugas Demi mengantisipasi banjir,” imbuhnya.
Berdasarkan pemetaan dan pendataan, menurut Haris Wahyudi Ridwan, terdapat 20 desa yang berpotensi terdampak bencana akibat tanggul sungai kritis yakni Desa Gempol Songo dan Desa Jleper (Kecamatan Mijen), Desa Jatisono (Kecamatan Gajah), Desa Dempet (Kecamatan Dempet), Desa Gaji, Banjarejo, Krandon, Tangkis dan Desa Sidokumpul (Kecamatan Guntur).
Desa lain terancam banjir akibat tanggul kritis, ujar Haris Wahyudi Ridwan, Merukapan Desa Getas, Mojodemak dan Desa Karangrejo (Kecamatan Wonosalam), Desa Bumirejo dan Desa Teluk, (Kecamatan Karangawen), Desa Perampelan (Kecamatan Sayung), Desa Banyumeneng, Tamansari, Kembangarum, Desa Ploso dan Desa Pulosari (Kecamatan Karangtengah). (N-2)