Sejumlah Loyalis Trump Masuk Jajaran Kabinet AS

Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump telah mengumumkan sejumlah nama yang akan mengisi kabinet dan lembaga tinggi Amerika Perkumpulan Demi empat tahun ke depan. Sejumlah loyalis Trump, termasuk beberapa sosok kontroversial masuk dalam jajaran pembantu Trump.

Marco Rubio menjadi menteri pertama yang mengisi Kabinet Trump. Ia dengan mudah mengamankan pemungutan Bunyi 990 di senat. Rubio dianggap punya pemahaman Mahir soal kebijakan luar negeri sehingga ditunjuk sebagai Secretary of State atau Menteri Luar Negeri AS.

Di hari pertamanya, Rubio langsung menginstruksikan seluruh diplomat AS Demi mempertahankan dan menjalankan politik ‘America First’ yang diusung oleh Trump. Ia juga menggelar pertemuan dengan Quad Berbarengan India, Jepang, dan Australia.

Cek Artikel:  Detik-Detik Siswa 14 Pahamn Tembak Brutal Guru dan Mitra di Sekolah, 4 Tewas dan 9 Terluka

Quad selama ini merupakan komponen Esensial dari strategi AS Demi mengimbangi pengaruh dari Tiongkok di kawasan serta klaim terori Tiongkok atas Laut China Selatan dan terhadap Taiwan.

Marco Rubio diketahui sudah menjabat sebagai Senator AS dari Florida sejak 2011. Ia merupakan Wakil Ketua Komite Intelijen Senat.
 

Sosok berikutnya yang sudah mulai diperbincangkan bahkan sebelum pelantikan Trump ialah Pete Hegseth, sang Menteri Pertahanan AS. Ia dikenal sebagai Pemandu acara Fox News dan Perwira Garda Nasional Angkatan Darat serta pernah bertugas di Afghanistan, Irak, dan Teluk Guantanamo.

Hegseth belakangan viral di tengah netizen Indonesia. Karena, ia Enggak Pandai menyebutkan satu pun negara di kawasan ASEAN.

Cek Artikel:  Gandeng Pengacara Ternama, Delta Airlines Bakal Tuntut Ganti Rugi dari CrowdStrike dan Microsoft

Lewat, Terdapat bos Tesla dan bos X Elon Musk yang akhirnya dipilih Trump sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah yang nantinya bertugas memangkas anggaran dan regulasi pemerintahan AS. Dia adalah perwakilan Trump yang paling terkenal dan berani menggelontorkan Anggaran hingga USD118 juta dalam Super PAC pro-Trump.

Dalam perayaan pelantikan Trump, gerakan tangan Elon Musk memicu perdebatan online karena disebut mirip dengan salam hormat Nazi.

Mungkin Anda Menyukai