PADA 1 Agustus 2024, dunia sempat digemparkan dengan pemberitaan media dari Korea Selatan. Berita tentang meledak dan terbakarnya mobil listrik Mercedes Benz tipe EQE secara tiba-tiba ketika sedang berada di gedung parkir. Kejadian ini menyebabkan Sekeliling 140 mobil sekitarnya ikut terbakar dan hangus tak bersisa. Selain kasus tersebut, Rupanya Lagi banyak Tengah kejadian terbakarnya electric vehicle (EV) secara tiba-tiba, Berkualitas yang terjadi di Indonesia maupun berbagai negara lain.
Banyak kasus serupa mengindikasikan Terdapat failure atau ketidaksempurnaan pada sistem keamanan baterai lithium maupun berbagai Elemen lain. Dengan demikian, Indonesia sebagai leading sector harus lebih waspada dan Dapat melakukan mitigasi risiko sedini mungkin. Perlu diketahui bahwa EV yang terbakar sangat sulit dipadamkan. Hal ini disebabkan oleh Ciri baterai lithium yang berbeda dengan material lain apabila terjadi kebakaran.
“Baterai lithium Tak memerlukan oksigen Demi Dapat terbakar. Suhu apinya pun sangat tinggi, biasanya dimulai dari Sekeliling 1.000°C dan dapat Lalu meningkat hingga mencapai lebih dari 2.000°C. Dengan demikian, penggunaan pemadam api/APAR (alat pemadam api ringan) konvensional tidaklah efektif,” ujar Chief Executive Officer PT FAST Willy Hadiwidjaja. Karena sebagian besar APAR konvensional hanya efektif Demi api dengan suhu maksimal 700°C. Pada baterai lithium yang terbakar, api akan Lalu menyala berulang Tamat daya di dalam baterai tersebut habis.
Tetapi, Terdapat seorang ilmuwan kelas dunia bernama Randall Harto Laksono yang lebih akrab dikenal sebagai Randall Hart. Anak bangsa Natalis Surabaya yang mendedikasikan hidupnya Demi dunia fire safety itu memutuskan membuka pabrik kimia pemadam api pada 1994 yakni PT Hartindo Chemicatama Industri. Perusahaan tersebut merupakan satu-satunya manufaktur yang Pandai memproduksi kimia pemadam api di Indonesia maupun seluruh Asia Tenggara.
Dalam perkembangan selanjutnya, Randall berhasil menemukan kimia pemadam api pertama di dunia yang efektif memadamkan api bersumber dari baterai lithium dengan tuntas tanpa Terdapat penyalaan ulang. APAR tersebut bernama Hartindo AF31 Lithium Fire Killer atau yang sekarang terkenal dengan Julukan APAR LFK. APAR ini berbahan dasar air dengan campuran kimia Spesifik yang dipatenkan secara Global. Ini juga Mempunyai berbagai sertifikasi dari lembaga pengujian Global.
Ketika ini PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) menjadi perusahaan yang ditunjuk secara Formal oleh PT Hartindo Chemicatama Industri Demi melakukan pemasaran dan penjualan secara tunggal ke seluruh Daerah Indonesia. FAST mengusung tiga konsep Esensial dalam menjalankan Konsentrasi bisnis pada fire safety solutions Yakni 3P: Predictive, Preventive & Protective.
Predictive berarti Pandai memprediksi anomali-anomali yang terjadi pada baterai EV. BMS pada EV secara Lazim Tak Mempunyai kemampuan Demi membaca anomali dan memberikan peringatan Awal sebelum baterai terbakar. Menghadapi tantangan ini, Kenalan strategis dari FAST Yakni PT NKRI (Nusantara Karya Reksa Global) berhasil menciptakan modul dengan fitur AI & IoT yang Pandai membaca anomali dan merangkum data parameter pada baterai. Selanjutnya modul tersebut akan memberikan peringatan Awal apabila terdeteksi anomali yang berbeda dari kebiasaan/Watak baterai tersebut. Produk Intervensi anak bangsa ini diberi nama Ballistic (Battery Life Alert Diagnostic).
Preventive artinya Pandai menjadi solusi awal ketika baterai menyala api / terbakar, menghindari resiko yang lebih besar setelahnya. Terdapat power tech shield, Yakni selimut anti api Spesifik dengan military spec yang Mempunyai kemampuan menahan api hingga 1.600°C. Terdapat pula teknologi baru dengan konsep APAR pasif yang Pandai memadamkan api secara Berdikari tanpa harus Terdapat operator Demi menembakkan APAR manual pada umumnya. Produk ini berupa cairan kental menyerupai gel yang penggunaannya cukup diletakkan dalam kompartemen baterai. Apabila baterai terjadi penyalaan api dan suhu melonjak Tamat melampaui 120°C, lapisan kemasan gel akan pecah dan gel tersebut akan membanjiri baterai. Dengan demikian, api dapat padam secara Berdikari tanpa perlu adanya intervensi manual dari Sosok. Produk ini dinamakan G-Tech.
Protective berarti menjadi solusi terakhir ketika api dari baterai sudah menyala dan Terdapat Sosok di Sekeliling Letak kejadian Demi Dapat menembakkan APAR Spesifik Demi baterai lithium. Sebagai pelengkap Protective, perusahaan menggandeng Pindad Engineering Indonesia Demi Membangun produk dengan merek USS (Undercarriage Suppression System). USS ialah perangkat pemadam api portabel yang dirancang Spesifik Demi mengatasi kebakaran pada mobil listrik, yakni posisi baterai biasanya berada di bagian Rendah atau kolong kendaraan.
Dengan dilengkapi nozzle bertekanan tinggi, USS Pandai menjangkau titik api yang sulit dijangkau oleh alat pemadam api ringan (APAR) berbentuk tabung konvensional. Dengan penempatannya di kolong kendaraan, USS Tak hanya efektif menjangkau baterai, tetapi juga memberikan pendinginan suhu yang lebih efisien Demi menjaga struktur bangunan di Sekeliling area kebakaran, sehingga meminimalkan risiko kerusakan yang lebih luas. (RO/Z-2)