Liputanindo.id – Staf Tertentu Presiden Juri Ardiantoro menepis isu pecah kongsi antara Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih 2024 Prabowo Subianto. Kata Juri, isu itu dirancang Kepada mengganggu keberlanjutan pemerintahan.
“Kalau Eksis upaya mengadu domba dengan Konkret-Konkret mengatakan Interaksi Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Demi ini retak, adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” tegas Juri Ardiantoro melalui keterangannya di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Juri mengatakan adu domba tersebut dirancang dengan merangkai berbagai informasi, peristiwa, dan kejadian yang terjadi belakangan ini, kemudian menyimpulkan dengan nada Tentu bahwa telah terjadi keretakan.
Juri menjelaskan bahwa Konsentrasi Istimewa Pemerintahan Presiden Jokowi Demi ini adalah meletakkan pondasi yang kuat Kepada memuluskan transisi pemerintahan.
Menurut Juri, Jokowi memberikan tempat dan kesempatan yang luas bagi Prabowo yang merupakan Presiden Terpilih Kepada menyusun agenda-agenda strategis Kepada menjalankan visi dan misinya demi keberlanjutan pemerintahan.
“Di mana letak keretakannya? Itulah yang menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden Terpilih tegas menampik berbagai spekulasi, rumor, bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Juri menambahkan politik adu domba merupakan politik usang yang sangat Tak disukai oleh masyarakat Indonesia. “Jadi, berhentilah membangun narasi dan spekulasi yang bersifat pecah belah kita sebagai bangsa,” katanya.
Sebelumnya di penutupan Kongres PAN, Sabtu (24/8), Prabowo menanggapi isu keretakan dengan Presiden Jokowi. Ia menyebut isu tersebut sebagai upaya adu domba dan mengaku Tak mempermasalahkan hal itu.
Ia meminta agar Tak Eksis Tengah penggunaan metode adu domba dan menegaskan bahwa intelijen harus digunakan Kepada kepentingan bangsa, bukan Kepada memata-matai Rival politik.