SWISS Innovation Challenge Asean (SIC Asean) 2024 yang telah berlangsung selama tiga bulan kini memasuki babak semifinal. Program ini hasil kolaborasi antara Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan University of Applied Sciences Northwestern (FHNW) Switzerland, yang diadakan di Amphitheatre kampus MBA SBM ITB, Bandung.
Dari 70 tim yang berpartisipasi, terpilih 24 tim dari berbagai kategori yang kini bersaing, memperebutkan tempat di babak final yang akan digelar pada Desember mendatang.
Dekan SBM ITB, Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio Sabtu (28/9), mengapresiasi kontribusi dari seluruh pihak, termasuk FHNW dan para juri. “Kami berterima kasih atas kontribusi luar biasa dari semua pihak. Semangat dan kreativitas anda sangat menginspirasi. Kehadiran anda di sini, baik secara daring maupun luring, menunjukkan pentingnya acara ini dan potensi ide-ide inovatif yang luar biasa,” jelasnya.
Baca juga : PPM School dan Le Minerale Gelar Business Case Competition
Ketua pelaksana SIC ASEAN 2024, Dr. Isti Raafaldini Mirzanti, menambahkan bahwa tahun ini SIC Asean menghadirkan sesuatu yang spesial. Top 3 inovasi dari masing-masing negara ASEAN akan mengikuti tahap pitching internasional yang juga akan diselenggarakan di SBM ITB.
“Para pemenang akan mendapatkan kesempatan berharga untuk mengunjungi Swiss dan merasakan langsung ekosistem kewirausahaan di sana,” tutur Isti.
Menurut Isti, proses penilaian di babak semifinal ini melibatkan juri-juri dari berbagai latar belakang akademisi, praktisi, dan wirausaha. Di antara juri tersebut adalah Prof. Anton Adibroto, Nadya Saib, Dohar Bob Situmorang, Seno Soemadji MBA selaku Executive Vice President B2B Commercial. Dr. Eko Agus Prasetio dan Prawira Fajarindra Belgiawan dari SBM ITB serta Dr. Mulyadi Sinung Harjono dari Badan Riset dan Ciptaan Nasional (BRIN).
Baca juga : Ajang Shell Think Efficiency 2023, Wakil ITB Pemenang Pertama Kategori Daya
“Kriteria penilaian mencakup manfaat inovasi, keseimbangan antara risiko dan peluang dalam implementasi, serta kebutuhan sumber daya,” terangnya.
Dari 24 tim yang terpilih lanjut Isti, inovasi-inovasi yang ditampilkan berasal dari berbagai kategori, termasuk energi terbarukan dan keberlanjutan, teknologi pendidikan, layanan profesional, manajemen limbah, kecerdasan buatan dan IoT. Kesehatan, industri kreatif, pertanian, kecantikan dan lainnya. Seluruh tim berinovasi dengan tujuan membantu keberlanjutan serta menyelesaikan isu-isu lingkungan dan sosial sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Salah satu tim partisipan adalah LobSmart, yang menciptakan mesin IoT untuk mendeteksi dan menstabilkan kualitas air pada tambak lobster dengan memanfaatkan limbah daun ketapang dan bubuk cangkang telur.
“Kami sangat senang bisa mendapatkan masukan dari para praktisi bisnis yang tertarik dengan ide kami. Semoga di tahap semifinal ini, kami dapat menambah ilmu melalui sesi coaching dan rangkaian selanjutnya, serta bisa mengembangkan LobSmart lebih jauh,” ucap Gloria Galore Sinaga, co-founder LobSmart.
Babak final Swiss Innovation Challenge ASEAN 2024 akan diselenggarakan pada 5-6 Desember di SBM ITB. Tiga pemenang terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Swiss serta merasakan ekosistem kewirausahaan di sana. (H-2)