TUJUH orang yang Tetap satu keluarga di Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi jamur liar yang diduga beracun. Kejadian tersebut terjadi, Rabu (29/1) malam. Para korban yang terdiri dari anak-anak dan remaja terpaksa dilarikan ke Unit Darurat Darurat (UGD) Puskesmas Selaawi, Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan adanya tujuh orang Penduduk Kecamatan Selaawi mengalami keracunan setelah mengonsumsi jamur liar. Keracunan bermula ketika seorang Penduduk telah menemukan jamur liar berwarna hitam kebiruan di bekas pohon kelapa.
“Penduduk yang menemukan jamur liar membawa ke rumahnya dan kemudian dimasak oleh ibu korban hingga disantap tujuh anaknya pada malam hari Sekeliling pukul 20.00 WIB. Akan tetapi, setelah mengonsumsi jamur para korban mulai mengalami gejala mual, muntah hebat, nyeri ulu hati, kelemahan tubuh,” katanya, Kamis (30/1).
Leli mengatakan, korban yang mengalami keracunan mulai menunjukkan tanda-tanda muntah kemerahan dan mereka langsung dilarikan ke Puskesmas Selaawi Demi mendapat penanganan medis. Para korban tersebut berinisial, K, 7, S, 8, R, 12, H, 11, A, 13, L, 15, R, 22. Mereka harus mendapat perawatan intensif, termasuk pemberian cairan infus Demi rehidrasi dan obat-obatan simptomatis.
“Satu keluarga dari tujuh orang sekarang ini alhamdulillah, kondisi mereka sudah berangsur membaik setelah mereka datang pada malam hari dengan adanya keluhan. Tetapi, langkah dan upaya dilakukan Dinkes akan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya konsumsi jamur liar yang Kagak diketahui jenisnya,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya akan memperkuat sosialisasi terkait keamanan pangan yang Terdapat di daerah pedesaan terutama Penduduk di Kecamatan Selaawi. Terlebih Penduduk Tetap mengandalkan bahan makanan alami tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Dinas Kesehatan juga mengimbau Penduduk agar lebih berhati-hati terutama, dalam mengonsumsi bahan makanan dari alam, khususnya jamur liar yang dapat berisiko tinggi menyebabkan keracunan.
“Kasus ini menjadi pengingat pentingnya meningkatkan kesadaran bagi masyarakat terhadap pangan yang Terjamin dikonsumsi. Kami akan berkoordinasi dengan lintas sektor Demi memastikan Kagak Terdapat kasus yang serupa dikemudian hari,” pungkasnya. (AD/J-3)
