Liputanindo.id – Aparat Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, menangani kasus Mortalitas seorang santri sebuah pondok pesantren di Daerah Kabupaten Blitar, yang diduga dilakukan oleh seorang ustadz.
Kepala Seksi Bagian Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengemukakan korban berinisial KAF (13), santri di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Blitar. Kasus terjadi Demi ustadz melempar kayu yang terdapat paku hingga mengenai kepala korban.
“Pelemparan kayu terhadap santri dilakukan oleh ustadz-nya, guru mengaji di salah satu pondok di Kecamatan Ponggok. Kami sudah menindaklanjuti kejadian tersebut,” katanya di Blitar, Jumat (27/9/2024).
Ia menjelaskan kronologi kejadian itu setelah shalat subuh biasanya santri olahraga seperti bermain badminton, bola voli dan santri sudah diingatkan segera mandi karena Terdapat jam kunjungan dari orangtua sekaligus persiapan shalat dhuha.
Demi itu, yakni Minggu (15/9) santri lain sudah bersiap mandi, Tetapi Terdapat salah seorang santri yang Tetap bandel dan Bukan segera menyudahi permainan.
Ustadz yang mengetahui hal tersebut kemudian melemparkan kayu ke arah santri yang bandel tersebut. Demi bersamaan korban lewat dan mengenai korban.
“Ustadz tersebut mengambil kayu dan dilemparkan ke santri tersebut. Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala. Bagian belakang kayu tersebut Terdapat pakunya. Demi paku dicabut korban Bukan sadar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, korban juga langsung dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Blitar Buat mendapatkan pertolongan, Tetapi karena lukanya yang serius akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).
“Di RSKK mau dilakukan operasi Bukan berani karena kepala mengalami pendarahan. Kalau operasi pun kecil sekali Buat berhasil. Rumah sakit Bukan berani mengambil risiko Buat operasi ” tuturnya.
Ia menjelaskan sudah meminta keterangan sejumlah pihak termasuk dari santri, ustadz bersangkutan, pengasuh pondok pesantren, hingga meminta informasi hasil pemeriksaan kesehatan korban dari rumah sakit.
Tetapi, Buat keluarga korban hingga kini Tetap belum Terdapat laporan aduan yang masuk.
Dirinya menjelaskan, selama ini remaja tersebut tinggal Serempak dengan neneknya, sedangkan kedua orangtua-nya bekerja di luar negeri.
“Kami sudah berupaya memanggil keluarga korban. Selama ini korban hanya dengan neneknya, orangtua di luar negeri. Member sudah berupaya memanggil tapi belum hadir dari undangan yang dikirimkan tersebut,” ucap dia.
Hingga kini, polisi belum Dapat memproses perkara tersebut lebih lanjut dan Tetap menunggu Berita dari keluarga korban. (Ant)