Saleh Husin Luncurkan Naskah Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap

Saleh Husin Luncurkan Buku Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap
Saleh Husin saat peluncuran bukunya Hilirisasi Sawit Cegah Middle Income Trap di Gedung Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0 Jakarta, Rabu (9/10)(MI/HO)

MANTAN Menteri Perindustrian Saleh Husin meluncurkan buku berjudul Hilirisasi Sawit Cegah Middle Income Trap di Gedung Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0 Jakarta, Rabu (9/10)

Hadir dalam peluncuran buku tersebut Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dan mantan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudi Antara.

Hadir pula Rektor terpilih Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah, beberapa anggota DPR, pimpinan Kadin, pimpinan media masa, sejumlah pejabat eselon 1 dan 2, kementerian, dan para kolega lainnya. 

Baca juga : JK Ungkap Tahapan Hilirisasi Industri Sawit

Saleh Husin mengatakan, bukunya disusun dari hasil disertasinya di Universitas Indonesia berjudul “Hilirisasi Industri Sawit untuk Memperkuat Perekonomian Nasional dan Meningkatkan Posisi Tawar Indonesia dalam Perdagangan Dunia”.

Managing Director Sinar Mas itu mengupas tajam dan mendalam tentang hilirisasi sawit secara komprehensif. Substansi buku tersebut secara garis besar meliputi mimpi Indonesia mewujudkan produksi sawit sebesar 100 juta ton per tahun. 

Kemudian, meraih devisa ekspor produk sawit senilai US$100 miliar per tahun, melawan kampanye negatif negara-negara maju yang mendiskreditkan sawit, optimalisasi bursa sawit Indonesia, peta persaingan minyak nabati dunia, kemajuan hilirisasi yang dicapai Indonesia, strategi dan road map hilirisasi sawit ke depan serta berbagai tantangan yang dihadapi.

Cek Artikel:  Hari Literasi Global Menonton Tingkat Literasi Begitu Ini dan Upaya Bingungkatannya

Baca juga : Kementerian Pertanian Dorong Bingungkatan Produktivitas Sawit di Indonesia

“Hingga di ujung bab membahas detail pengaruh hilirisasi sawit dalam mencegah Indonesia terperangkap ke dalam negara berpendapatan menengah (middle income trap),” ungkap Saleh.

Saleh menuturkan, kelapa sawit merupakan produk unggulan dan anugerah Tuhan yang dimiliki bangsa Indonesia. Karena nilai ekspor sawit bisa mencapai US$30 miliar. Sayang, Indonesia menguasai pasar dunia tapi harga dikendalikan oleh pihak lain, seperti bursa di Malaysia maupun bursa di Rotterdam. 

“Ini hal yang sangat aneh. Kita yang menguasai produk tapi harga ditentukan oleh orang lain,” herannya. 

Baca juga : Saking Kesal, Joe Biden Sebut Benjamin Netanyahu si Brengsek

Karena itu, Saleh menegaskan, pentingnya hilirisasi kelapa sawit secara langsung. Karena bisa memberikan banyak manfaat bagi perekonomian, seperti penggunaan bahan bakar biodiesel B35 saat ini yang dapat menghemat devisa negara hingga Rp161 triliun, serta menciptakan lapangan kerja hingga 18 juta orang dari ekosistem tanaman sampai hilirisasi sawit.

Cek Artikel:  Mengenal EUS-RFA Metode Terkini dalam Mengatasi Tumor Gastrointestinal

Selain itu, hilirisasi sawit mendorong terwujudnya Net Zero Emission (NZE), mengingat bisa melakukan dekarbonisasi sampai 35 juta ton CO2.

Dia berharap buku yang diterbitkannya bisa berkontribusi bagi industri sawit Indonesia.

Baca juga : Pemerintah: Ekonomi Harus Tumbuh di Atas 6% untuk Lelah Visi 2045

Saleh mengatakan, Indonesia pernah punya banyak komoditas yang berjaya tapi lenyap begitu saja.

“Saya berharap lumbung sawit tidak seperti rempah-rempah yang berjaya di abad 15 dan 16 tapi sekarang sayup-sayup saja terdengarnya. Jangan seperti itu kondisinya. Ini pekerjaan penting Pemerintahan Prabowo nanti,” tegasnya.

Sementara itu, Agus Gumiwang Kartasasmita memproyeksi nilai keekonomian kelapa sawit dari hulu ke hilir tembus Rp775 triliun tahun ini. Bilangan tersebut lebih tinggi dari realisasi nilai ekonomi kelapa sawit di Indonesia pada 2023 yang mencapai Rp750 triliun.

Agus memaparkan, nilai ekonomi sektor sawit pada kuartal II-2024 telah mencapai Rp193 triliun. Terdapatpun, berdasarkan data nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional kuartal II-2024, tercatat mencapai Rp5,536 triliun.

Cek Artikel:  Muhadjir Effendy akan Kembali ke Kampus setelah Lepas Jabatan Menko PMK

Dia memerkirakan kontribusi sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya mencapai 3,5%. Kepada mencapai itu, diperlukan strategi hilirisasi kelapa sawit dari hulu ke hilir.

Menurutnya, kelapa sawit yang termasuk dalam industri agro merupakan salah satu dari 10 industri prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Politisi Partai Golkar ini mengungkapkan, produk hilirisasi dari turunan sawit telah mencapai 200 jenis atau naik dari 2011 yang tercatat hanya ada 48 jenis produk turunan kelapa sawit.

Bukan hanya itu, kata Agus, Pemerintah juga telah berhasil mengimplementasikan B30 sebagai salah satu produk hilirisasi dari kelapa sawit. 

Ketika ini, Kemenperin tengah mengupayakan implementasi B40. Bahkan, Pemerintah juga membuka peluang untuk mengembangkan B100.

Budi Karya Sumadi mendorong hilirisasi industri kelapa sawit dikembangkan menjadi energi terbarukan bioavtur agar bisa mendukung industri penerbangan.

BKS, sapaan akrab Budi Karya Sumadi, memprediksi bioavtur akan bisa digunakan massal pada tahun 2060.

“Di dunia aviasi kami sedang bicara membuat bioavtur. Kalau mendapatkan itu, kita mendapatkan banyak bonus,” kata BKS.  (RO/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai