Salah Analisa Pasien hingga Kehilangan Testis, Dokter di Singapura Diskors Satu Tahun

Liputanindo.id – Seorang dokter veteran di Singapura diskors selama satu tahun akibat pelanggaran profesional. Dokter itu terbukti salah mendiagnosis sehingga pasien kehilangan testisnya.

Dewan Medis Singapura (SMC) menghukum Dr Yeo Khee Hong dengan pemberian skors selama setahun setelah salah mendiagnosis pasiennya. Demi itu pasien remaja menderita kolik perut dan mengalami pembengkakan pada buah zakarnya.

Dr Yeo Demi itu memberikan resep obat yang berhubungan dengan perut dan antibiotik. Tetapi, kondisi bocah tersebut semakin memburuk meski berulang kali mengunjungi Dr Yeo, hingga ia harus menjalani operasi pengangkatan testisnya.

Kondisi sebenarnya yang dialaminya adalah torsio testis, suatu kondisi di mana tali spermatika yang mengalirkan darah ke testis menjadi terpelintir dan memutus suplai darah.

Cek Artikel:  Masa Depan PM Jepang Shigeru Ishiba Terancam

“Apabila anak Pria tersebut dirujuk ke perawatan darurat Benar waktu, maka ia diperkirakan Mempunyai Kesempatan 90,4 hingga 97,2 persen Kepada menyelamatkan testisnya,” demikian keputusan kasus tersebut, dikutip CNA, Selasa (28/5/2024).

Yeo mengaku bersalah atas satu tuduhan pelanggaran profesional karena gagal memberikan perawatan yang kompeten dan Benar dan atau menerapkan kehati-hatian dalam menangani pasiennya.

Kuasa hukum SMC, Chia Voon Jiet, Lee I-Lin dan Chin Dan Ting dari Drew & Napier, mengatakan kesalahan Dr Yeo menunda Analisa dan pengobatan pasien sehingga ia kehilangan Kesempatan besar Kepada menyelamatkan testis kirinya.

“Anak Pria tersebut Tak hanya menderita kesakitan fisik Tetapi juga tekanan emosional dan psikologis akibat kehilangan tersebut. Potensi kerugian pada anak Pria tersebut juga mencakup masalah kesuburan akibat kehilangan testis,” kata pengacara SMC.

Cek Artikel:  Jaksa Singapura Bebaskan Bapak Terduga Pelaku Pembunuhan Anak Sendiri, Sebut Kagak Terdapat Bukti Tindak Pidana

Penasihat SMC berpendapat bahwa Dr Yeo telah bertindak lalai dan perawatannya terhadap pasien bukanlah pilihan penatalaksanaan yang Benar.

“Meskipun pasien berisiko mengalami torsio testis dan presentasi klinis serta usianya menunjukkan torsio testis, (Dr Yeo) puas merawat pasien dengan antibiotik, melakukan pemeriksaan laboratorium, dan Membikin keputusan Kepada merujuk hanya Apabila nyerinya terasa, dan pembengkakan berlanjut dalam beberapa hari dan tergantung hasil tes hitung darah lengkap,” kata pengacara tersebut.

Sebagai tanggapan, Dr Yeo mengatakan dia telah mempertimbangkan kemungkinan torsio testis, Tetapi Analisa awal yang dia pilih adalah orkitis dan epididimitis berdasarkan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

Dr Yeo mengatakan kegagalannya memberi Paham bocah itu tentang kemungkinan torsio testis adalah penghakiman yang salah. Tetapi ia mengatakan hal itu didasarkan pada niat Berkualitas karena ia Tak Ingin menimbulkan kekhawatiran yang Tak semestinya pada pasien.

Cek Artikel:  Detik-Detik Saurya Airlines Anjlok dan Terbakar Demi Lepas Landas, Sempat Miring Sebelum Hajar Tanah

Dia menerima kesalahannya Tetapi mengatakan bahwa dia memikirkan kesejahteraan dan kepentingan terbaik anak Pria itu, tanpa Terdapat kesan bahwa dia bertindak jahat atau ceroboh.

Selain skorsing 12 bulan, Dr Yeo juga akan dikecam. Ia harus mengajukan pernyataan tertulis kepada SMC bahwa ia Tak akan melakukan perbuatan serupa Kembali atau perbuatan serupa lainnya, dan ia harus membayar biaya dan pengeluaran proses hukum termasuk biaya yang ditanggung oleh pengacara SMC.

Mungkin Anda Menyukai