Saham-saham AS Raup Cuan, Ini Pemicunya

Ilustrasi. Foto: Medcom.

New York: Saham-saham Amerika Perkumpulan (AS) di bursa Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Investor Lanjut mencerna laporan Keuntungan perusahaan dan data ekonomi, Sembari mengawasi perkembangan geopolitik dan ketegangan perdagangan.

Melansir Xinhua, Kamis, 6 Februari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 317,24 poin atau 0,71 menjadi 44.873,28. Indeks S&P 500 naik 23,60 poin atau 0,39 persen mencapai 6.061,48. Sementara Nasdaq Composite naik tipis 38,31 poin atau 0,19 persen menjadi 19.692,33.

Adapun di antara sektor S&P 500, delapan dari sebelas berakhir di Area positif. Sektor real estat dan teknologi memimpin kenaikan, masing-masing naik 1,59 persen dan 1,57 persen.

Cek Artikel:  Perputaran Ekonomi Demi Libur Lebaran 2024 Diproyeksikan Letih Rp276,11 Triliun

Tetapi demikian, sektor jasa komunikasi dan saham barang konsumsi berkinerja Jelek, dengan kerugian masing-masing 2,79 persen dan 1,59 persen.
 

Perlambatan di sektor jasa

Data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan di sektor jasa, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa AS turun menjadi 52,8 persen pada Januari, turun dari 54 persen yang disesuaikan secara musiman pada Desember.

Aktivitas bisnis juga melemah, dengan Indeks Aktivitas Bisnis tercatat 54,5 persen, turun dari 58 persen pada Desember, menurut Laporan Bisnis ISM Jasa terbaru.

S&P 500 menguat karena para pedagang Pusat perhatian pada laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP yang lebih Berkualitas dari perkiraan, kata Vladimir Zernov, analis dari pemasok informasi pasar FX Empire.

Cek Artikel:  Memperingati Hari Tani Nasional Ayo Pahami Pertanian Tradisional dan Modern demi Masa Depan Berkelanjutan

Laporan ADP menunjukkan bisnis swasta menambah 183 ribu pekerjaan pada Januari, dibandingkan dengan konsensus perkiraan sebesar 153 ribu.

Di antara Keuntungan perusahaan besar, Advanced Micro Devices melaporkan pertumbuhan pendapatan yang kuat dalam bisnis pusat datanya tetapi gagal memenuhi ekspektasi analis, yang menyebabkan sahamnya anjlok 6,27 persen.

Walt Disney membukukan keuntungan dalam bisnis streaming dan kesuksesan box office dengan “Moana 2,” tetapi sahamnya anjlok 2,44 persen karena perusahaan Tak Memajukan perkiraan labanya.

Alphabet mengalami penurunan saham sebesar 6,94 persen setelah perlambatan penjualan komputasi Mega Google menyebabkan tingkat pertumbuhan pendapatan terendah sejak 2023.

Uber juga menghadapi kekecewaan investor, dengan saham anjlok 7,56 persen karena Keuntungan operasi perusahaan angkutan daring itu berada di Rendah ekspektasi.

Cek Artikel:  IHSG dan Modalisasi Pasar Catatkan All Time High di Agustus 2024

Mungkin Anda Menyukai