Ilustrasi Boeing. Foto: Boeing
Pesawat tersebut membawa 181 penumpang, dengan hanya dua orang yang selamat dari insiden tersebut.
Setelah pembukaan perdagangan di New York, saham Boeing sempat anjlok sebelum kembali naik sedikit. Tetapi, pada sore hari, saham perusahaan Tetap terpantau melemah dua persen.
Dikutip dari nytimes, Selasa, 31 Desember 2024, Kementerian Transportasi Korea Selatan segera mengumumkan Pengawasan terhadap 101 unit Boeing 737-800 yang digunakan maskapai dalam negeri, termasuk Punya Jeju Air.
Wakil Menteri Transportasi Joo Jong-wan menyebutkan, Pengawasan akan mencakup pemeriksaan catatan perawatan sistem Istimewa seperti mesin dan roda pendaratan. Proses ini dijadwalkan selesai pada Jumat, 3 Januari 2025.
Pesawat Jeju Air yang Terperosok di Korea Selatan. Foto: Yonhap
Analis Wolfe Research, Myles Walton, menyebut kecelakaan ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai Unsur, Tetapi menilai kecil kemungkinan disebabkan oleh kualitas desain atau pengerjaan pesawat. “Meskipun jarang terjadi, kecelakaan fatal di industri penerbangan komersial memberikan risiko Aneh bagi produsen seperti Boeing,” tulisnya dalam sebuah catatan.
Insiden ini menjadi pukulan lain bagi Boeing yang tengah menghadapi tahun sulit. Selain masalah kontrol kualitas dan kendala rantai pasokan, perusahaan juga harus berhadapan dengan penurunan nilai saham sebesar 30 persen sepanjang 2024.
Boeing Tetap berjuang mengatasi Pengaruh hukum dari kecelakaan 737 Max
Di tengah krisis ini, Boeing juga Tetap berjuang mengatasi Pengaruh hukum dari kecelakaan 737 Max beberapa tahun Lampau. Pada Juli, perusahaan setuju mengaku bersalah atas tuduhan menipu pemerintah terkait dua kecelakaan fatal yang melibatkan model tersebut.
Boeing 737-800 dikenal Mempunyai catatan keselamatan yang Bagus dan digunakan oleh Nyaris 200 maskapai di seluruh dunia. Tetapi, kecelakaan ini meningkatkan pengawasan terhadap lini produk Boeing di tengah reputasi yang Lalu dipertaruhkan. (Suchika Julian Putri)