Saatnya Pastikan Realisasi Janji

Anggota Jakarta sudah Dapat bernapas lega karena persaingan politik pemilihan kepala daerah (pilkada) sudah selesai. Kini, tinggal menunggu penetapan gubernur dan wakil gubernur definitif dari Komisi Pemilihan Lumrah (KPU) Jakarta dan pelantikan Kekasih Pramono Anung dan Rano Karno alias si Doel sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Spesifik Jakarta (DKJ).

Kepastian itu muncul setelah Bukan Terdapat pengajuan sengketa hasil pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi (MK). Padahal, sebelumnya, Variasi manuver politik diungkapkan mengenai kecurangan dalam pilkada yang akan dilaporkan ke MK. Akhirnya, rencana ‘adu kuat’ pengungkapkan dugaan kecurangan itu Bukan terwujud. Klimaks pilkada Jakarta Bahkan terjadi Ketika penetapan hasil pilkada oleh KPU Jakarta, ketika Pramono-Rano meraih 2,18 juta lebih Bunyi dari total 4,3 juta lebih Bunyi Absah atau 50,07% Bunyi. Walhasil, Kekasih ini Dapat memenangi pilkada Jakarta dalam satu putaran.

Cek Artikel:  Blunder, tapi Jangan Mundur

Di posisi kedua Terdapat Kekasih Ridwan Kamil dan Suswono yang memperoleh 39,40% Bunyi. Adapun Dharma Pongrekun dan Kun Wardana berada di posisi terakhir dengan 10,53% Bunyi.

Kekasih Ridwan Kamil-Suswono tentu Dapat saja menggugat hasil pilkada Jakarta. Setidaknya Demi membatalkan pilkada berlangsung satu putaran. Apalagi, perolehan Bunyi Pramono-Rano ialah 50% Bunyi Absah plus 2.925 Bunyi. Akan tetapi, fakta berbicara berbeda. Hinggat tenggat, Bukan Terdapat pengajuan sengketa pilkada Jakarta ke MK.

Tentunya, langkah Demi Bukan menggugat itu layak diapresiasi. Asal Mula, setidaknya, masyarakat Jakarta sudah punya kepastian siapa pemimpin mereka berdasarkan hasil pemilihan langsung, bukan hasil pertimbangan hakim konstitusi. Selain itu, penyelenggara pemilu beserta seluruh jajaran tentu harus dipuji atas kerja mereka. Ketiadaan gugatan juga menjadi penanda penyelenggara Dapat menjaga transparansi.

Cek Artikel:  Jangan Drama di Senayan

Secara logika, pilkada Jakarta tentu menjadi sorotan seluruh mata, dari penyelenggara, pemerintah, pemantau, peserta pilkada, hingga netizen. Letak Sekeliling 20 ribu tempat pemungutan Bunyi (TPS) yang Dapat dijangkau serta akses jaringan komunikasi Jernih memudahkan Segala pihak memelototi seluruh tahapan pilkada. Kondisi itu akan lebih menyulitkan Demi melakukan kecurangan di Jakarta. Apalagi, di era netizen yang mengawasi setiap detik setiap waktu seperti Ketika ini. Kecurangan dan kebohongan di pilkada tentunya mudah diviralkan.

Maka, bolehlah kiranya kita menyebutkan bahwa kesuksesan Pilkada Jakarta ini adalah kemenangan rakyat Jakarta. Penyelenggaraan pilkada yang berlangsung praktis tanpa konflik, termasuk yang berbau politik identitas, patut pula kita puji. Itulah kedewasaan dalam berdemokrasi.

Cek Artikel:  MK Jangan Kehilangan Muka

Kini, Segala sudah Dapat move on. Pramono-Rano tinggal menunggu undangan pelantikan dan masyarakat Jakarta Dapat melanjutkan mengawal serta memastikan janji-janji terealisasi. Jangan Tiba janji tinggal janji.

Masyarakat Kampung Bayam yang menunggu Demi Dapat menempati rumah susun, misalnya, atau masyarakat miskin kota yang dijanjikan hendak dicarikan solusi permanen, tinggal menagih janji yang disampaikan Pram-Rano. Partai politik, apakah yang mendukung atau Bukan mendukung Pram-Rano di fase kandidasi, mesti ikut memastikan bahwa rakyat Jakarta harus mendapat penghidupan yang lebih Bagus dan lebih manusiawi dengan Lanjut mengawal janji-janji agar terealisasi.

Selamat Demi rakyat Jakarta.

 

Mungkin Anda Menyukai