Rusia Harap Kerja Sama Ekonomi dan Geopolitik dengan AS Dipercepat

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump sempat melakukan pertemuan. Foto: The White House

Moskow:  Konfrontasi sengit antara Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih telah menciptakan momentum baru bagi Moskow. Rusia kini Menyaksikan Kesempatan besar Buat mempercepat normalisasi Interaksi dengan Washington, setelah Interaksi kedua negara memburuk selama bertahun-tahun akibat konflik di Ukraina.

Menurut para pengamat diplomasi, pertemuan di Ruang Oval tersebut bukan sekadar perdebatan spontan, melainkan bagian dari strategi politik pemerintahan Trump Buat melemahkan posisi Zelensky dan menghilangkan hambatan dalam pendekatan baru AS terhadap Rusia.

Moskow sendiri menyambut perkembangan ini dengan antusiasme tinggi. Beberapa pejabat Kremlin bahkan berharap bahwa negosiasi dengan AS mengenai kerja sama ekonomi dan geopolitik akan semakin dipercepat dalam waktu dekat.

Rencana KTT Trump-Putin dan negosiasi ekonomi

Meski belum Eksis pengumuman Formal, sumber-sumber di Moskow menyebut bahwa pertemuan puncak antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang selama ini selalu menjadi wacana, kini sedang dalam tahap percepatan.

Cek Artikel:  PM Inggris Bersua Trump, Peringatkan Bukan Beri Kesempatan ke Putin

Di sisi lain, berbagai Obrolan di tingkat diplomatik telah berlangsung tanpa banyak sorotan publik. Riyadh, Arab Saudi, menjadi Letak di mana Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengadakan putaran pertama perundingan luar Lumrah bulan Lampau. Ukraina Enggak dilibatkan dalam pembicaraan tersebut.

Melansir dari CNN, Selasa 4 Maret 2025, persiapan sedang dilakukan Buat pertemuan lanjutan, yang kemungkinan besar akan kembali diadakan di salah satu negara Teluk.

Kirill Dmitriev, utusan ekonomi Esensial Kremlin dalam pembicaraan ini, mengatakan kepada CNN bahwa kerja sama dengan AS Dapat mencakup sektor Daya, meskipun rincian spesifik belum diumumkan.

Sementara itu, Financial Times melaporkan adanya upaya melibatkan investor Amerika Perkumpulan dalam proyek revitalisasi pipa gas Nord Stream 2 yang sebelumnya dihentikan oleh Jerman pada awal invasi Rusia ke Ukraina. Apabila terealisasi, proyek ini akan menjadi langkah besar dalam pemulihan Interaksi ekonomi antara Washington dan Moskow.

Trump dan Rusia bangun visi baru masa depan

Dmitriev juga secara terbuka menyatakan harapannya agar pemerintahan Trump dan Rusia dapat Konsentrasi pada “membangun masa depan yang lebih Bagus bagi umat Orang,” termasuk melalui investasi, pertumbuhan ekonomi, terobosan kecerdasan buatan, serta proyek-proyek ilmiah jangka panjang seperti eksplorasi Mars.

Cek Artikel:  Mimpi Kagak baik Pemetik Buah Stroberi asal Indonesia di Inggris

Bahkan, di X, Dmitriev mengunggah ilustrasi digital yang menggambarkan misi eksplorasi Mars Serempak antara AS, Rusia, dan Arab Saudi, menggunakan wahana yang menyerupai roket SpaceX.

Selain kepentingan geopolitik, kerja sama dengan Rusia juga menghadirkan potensi keuntungan ekonomi besar bagi AS. Rusia Ketika ini Mempunyai cadangan logam tanah jarang terbesar keempat di dunia, jauh lebih besar dibandingkan dengan Ukraina yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri strategis.

Pendekatan ini tampaknya selaras dengan gaya kepemimpinan Trump, yang dikenal Mempunyai orientasi bisnis yang kuat. Dmitriev bahkan mengklaim bahwa “Intelek bisnis Trump menghancurkan narasi Biden,” merujuk pada pendekatan pemerintahan sebelumnya yang lebih konfrontatif terhadap Moskow.

Perubahan drastis dalam kebijakan luar negeri AS

Sejak dilantik pada Januari Lampau, kebijakan luar negeri Trump tampak mengalami pergeseran besar yang Enggak hanya terkait dengan kepentingan ekonomi, tetapi juga menandai perombakan mendasar dalam Interaksi AS-Rusia.

Cek Artikel:  Astronaut ISS Rayakan Natal di Luar Angkasa dengan Dekorasi dan Pesan Hangat

Kremlin sendiri tampak terkejut dengan cepatnya perubahan ini. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, secara terbuka mengakui bahwa “pemerintahan AS yang baru sedang dengan Segera mengubah seluruh konfigurasi kebijakan luar negeri, dan sebagian besar langkah mereka sejalan dengan visi kami.”

Tetapi, keputusan Trump Buat mendekat ke Moskow alih-alih memperkuat Interaksi dengan sekutu tradisional Amerika di Eropa Lagi menjadi bahan spekulasi luas.

Beberapa analis berspekulasi bahwa langkah ini didorong oleh keyakinan di kalangan sayap kanan Amerika bahwa Rusia dapat menjadi Kawan strategis AS dalam menghadapi Tiongkok di masa depan. Dengan demikian, Washington berusaha menarik Rusia menjauh dari Beijing sebagai pendukung utamanya.

Tetapi, bagi banyak pengamat, Bagus teori ini maupun spekulasi bahwa Trump Mempunyai Interaksi tersembunyi dengan Kremlin Lagi belum Mempunyai bukti konkret.

Yang Terang, Interaksi AS-Rusia kini sedang memasuki fase baru yang berpotensi mengubah peta geopolitik dunia, dengan konsekuensi besar bagi sekutu-sekutu tradisional Amerika di Eropa.

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai