Rusia Bertekad Balas Ukraina atas Kematian Jenderalnya di Moskow

Moskow: Seorang jenderal Rusia terkemuka dibunuh oleh agen Ukraina dengan menggunakan bom yang disembunyikan di dalam sebuah skuter listrik di Moskow.

Letnan Jenderal Igor Kirillov tewas akibat ledakan yang disembunyikan di dalam skuter listrik di luar sebuah apartemen di Ryazansky Prospekt, Moskow.

Sumber keamanan Ukraina mengonfirmasi kepada kantor Informasi AFP dan Reuters bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut, dengan salah satu sumber menyebutnya sebagai “sasaran Absah” karena peran sang jenderal dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Media Ukraina juga melaporkan bahwa layanan keamanan Kyiv bertanggung jawab atas bom tersebut.

Melansir dari The Standard, Rabu, 18 Desember 2024, jajaran politisi Rusia berjanji Demi membalas  pembunuhan ini, dengan ketua komite pertahanan parlemen Rusia, Andrei Kartapolov, bertekad menghukum “mereka yang bertanggung jawab atas pengatuan dan Penyelenggaraan” pembunuhan Kirillov “tanpa Memperhatikan siapa mereka atau di mana mereka berada.”

Deputi negara bagian Duma dan jenderal purnawirawan Rusia, Andrei Gurulyov, juga ikut menyerukan “respons tegas” yang mencakup “serangan terhadap pejabat Anglo-Saxon.”

Ledakan terjadi sehari setelah jaksa Ukraina mengajukan dakwaan terhadap Kirillov secara in-absentia terkait dugaan penggunaan senjata kimia terlarang di Ukraina. Tuduhan ini dibantah Rusia.

Media nasional Rusia melaporkan bahwa bom tersebut diledakkan dari jarak jauh dan Mempunyai kekuatan setara 300g TNT.

Pembunuhan ini terekam dalam rekaman dramatis dari sebuah mobil yang berada di dekat Posisi, yang memperlihatkan jenderal tersebut dan asistennya meninggalkan sebuah apartemen beberapa Demi sebelum ledakan.

Ketika mereka berdiri di trotoar, bom meledak dalam kilatan Sinar terang, menghancurkan kaca jendela di Sekeliling Posisi kejadian.

Komite Pengusutan Rusia sebelumnya telah mengonfirmasi Kematian Kirillov serta asistennya dalam ledakan tersebut.

Foto-foto yang diunggah di saluran Telegram Rusia menunjukkan pintu masuk bangunan yang hancur dengan puing-puing berserakan dan dua tubuh tergeletak di salju yang dipenuhi darah.

Kasus kriminal telah dibuka Rusia terkait ledakan ini.

“Para penyelidik, Spesialis forensik, dan layanan operasional sedang bekerja di Posisi kejadian,” ujar komite tersebut. “Tindakan investigatif dan kegiatan pencarian operasional sedang dilakukan Demi menetapkan Sekalian keadaan terkait kejahatan ini,” sambungnya.

Inggris pada Oktober Lewat menjatuhkan Denda terhadap Kirillov dan Laskar perlindungan nuklirnya karena menggunakan agen pengendalian kerusuhan dan dugaan penggunaan gas beracun chloropicrin Demi mengamankan keuntungan di medan perang.

Aset Kirillov dibekukan dan ia dikenai Pelarangan bepergian, dengan Kantor Luar Negeri Inggris menggambarkannya sebagai “pembicara Krusial Demi disinformasi Kremlin.”

Denda tersebut menyebutkan bahwa Kirillov bertanggung jawab, terlibat, memberikan dukungan, atau mempromosikan aktivitas terlarang terkait senjata kimia sebagai kepala unit militer “yang terlibat dalam pemindahan dan penggunaan senjata kimia di Ukraina.”

Pria berusia 54 tahun ini juga telah dijatuhi Denda oleh Kanada, Selandia Baru, dan Ukraina karena perannya dalam invasi Rusia, yang dimulai pada Februari 2022.

Laskar pertahanan radioaktif, kimia, dan biologis Rusia, yang dikenal dengan nama RKhBZ, adalah Laskar Spesifik yang beroperasi di Dasar kondisi kontaminasi radioaktif, kimia, dan biologis.

Serangan Ukraina pada Selasa ini bukanlah yang pertama yang menargetkan pejabat Rusia sejak invasi Rusia.

Pada 9 Desember, sebuah perangkat peledak diletakkan di Dasar mobil di kota Donetsk yang diduduki Rusia, yang dilaporkan menargetkan Sergei Yevsyukov.

Yevsyukov adalah kepala Penjara Olenivka tempat puluhan tahanan perang Ukraina tewas akibat serangan rudal pada Juli 2022. Satu orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut.

Selama Dekat tiga tahun perang ini, Rusia telah memperoleh keuntungan Kawasan yang kecil tapi Kukuh atas Dekat seperlima Kawasan Ukraina yang sudah mereka kuasai meskipun perlawanan sengit dari Kyiv.

Secara terpisah pada hari Selasa, Moskow mengatakan sedang meningkatkan persenjataan balistiknya dengan sistem rudal strategis baru karena apa yang dianggapnya sebagai “ancaman eksternal.”

Sergei Karakayev, komandan Laskar Rudal Strategis Rusia, mengatakan: “Dalam hal jangkauan, Enggak Terdapat tempat yang Enggak ddijangkau oleh rudal kami.”

Dia mengkonfirmasi Demi pertama kalinya secara publik bahwa Rusia sedang mengembangkan sistem rudal balistik antarbenua baru, Osina.

Dia mengklaim bahwa Rusia juga sedang menyelesaikan pengembangan sistem rudal yang mirip dengan rudal balistik hipersonik jarak menengah yang baru, yang dikenal dengan nama Oreshnik, yang dikatakan Vladimir Putin pada hari Senin bahwa Rusia akan memproduksi massal segera.

Rusia menyerang Ukraina pada bulan November dengan Oreshnik sebagai tanggapan terhadap penggunaan rudal AS dan Inggris oleh Kyiv terhadap Sasaran-Sasaran Rusia. (Siti Khumaira Susetyo)

Baca juga:  Sosok Igor Kirill, Jenderal Nuklir Rusia yang Dibunuh Ukraina