KEGEMBIRAAN Vladimir Putin yang terpilih kembali sebagai presiden Rusia dengan kemenangan mutlak (87,8%) dalam pilpres tak berakhir lama. Senyum semringah Putin bersama para pendukungnya berubah menjadi pilu.
Rusia dilanda duka yang mendalam karena kasus penembakan massal saat konser musik rock asal Rusia, Pikpik, di Crocus City Hall, Krasnogorsk, sebuah kota Rusia di tepi barat Moskow, Jumat (22/3) malam.
Konser musik baru saja akan dimulai tiba-tiba keriuhan dan kegembiraan pengunjung berubah menjadi horor. Jerit ketakutan pengunjung memecah auditorium. Mereka tak tahu ke mana jalan keluar saking paniknya ketika segerombolan pria bersenjata merangsek masuk menembaki pengunjung dengan senapan serbu, granat, dan alat pembakar. Sebanyak 137 orang tewas dan melukai ratusan lainnya.
Para pelaku diduga anggota ISIS Khorasan (ISIS-K). Golongan teroris itu merupakan afiliasi ISIS di Suriah dan Irak. Nama kelompok itu berasal dari istilah untuk wilayah yang mencakup bagian dari Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan, yakni Khorasan.
Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan di Crocus City Hall tersebut. Serangan itu ialah yang kedua mematikan di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan pada 2004.
Otoritas Rusia telah menangkap empat tersangka warga negara Tajikistan yang diduga pelaku penembakan massal. Keempatnya menjalani persidangan Minggu (24/3) dengan tuduhan serangan terorisme. Mereka terancam oleh hukuman seumur hidup. Sementara itu, 11 lainnya terduga pelaku masih ditahan.
Presiden Putin yang memiliki kewenangan dan kontrol penuh atas kekuasaannya boleh dibilang kecolongan. Pasalnya, pemerintah Amerika Perkumpulan telah memberikan peringatan kepada Rusia terkait dengan serangan kelompok ekstremis.
Mereka merilis sebuah peringatan keamanan melalui Kedutaan Besar AS di Rusia bagi warga negara mereka untuk menghindari berkumpul dalam 48 jam ke depan, pada Kamis (7/3). Bukan tanpa sebab peringatan itu karena Putin terus menekan keberadaan ISIS-K belakangan ini. Bahkan, dalam dua tahun terakhir kelompok teroris itu melancarkan propaganda anti-Putin.
Jejak konflik antara ISIS-K dan Rusia cukup panjang sejak 2015. Sejumlah target Rusia mereka bidik, seperti meledakkan pesawat Rusia di Mesir (2015) dan menyerang Kedutaan Rusia di Kabul (2022). Mereka menyebutkan Putin memiliki jejak berdarah terhadap anggota ISIS-K di sejumlah wilayah konflik, seperti di Suriah. Mereka juga tak segan mengecap Putin sebagai anti-Islam.
Penyerangan dengan dalih apa pun terhadap kemanusiaan tak bisa dibenarkan. Terlebih bila benar pelaku penyerangan Crocus City Hall dari kelompok yang membawa embel-embel Islam. Serangan tersebut benar-benar pengecut, terlebih dilakukan pada Ramadan, bulan suci yang seharusnya dijaga kemuliaannya.
Terorisme ialah fenomena dunia. Di situ berkelindan antara ideologi, politik dan ekonomi. Di Indonesia, permasalahan terorisme ialah pekerjaan rumah besar yang masih sulit untuk dituntaskan. Detasemen Spesifik 88 Antiteror terus gencar melakukan penangkapan terduga teroris, terutama menjelang Pemilu 2024. Mereka diduga akan menggagalkan pesta demokrasi.
Densus 88 menangkap 10 terduga teroris di wilayah Solo Raya pada Kamis (25/1). Sebelumnya sepanjang Oktober 2023 Densus 88 juga menangkap 59 terduga terorisme. Mereka berasal dari Jemaah Islamiyah dan Jamaah Ansharut Daulah.
Terorisme ialah extra-ordinary crime. Karenanya, penanganannya harus dengan luar biasa. Perang melawan terorisme seharusnya dari hulu sampai hilir. Bila perangnya hanya di hilir berupa penangkapan-penangkapan, tidak akan efektif membasmi musuh kemanusiaan itu.
Akar terorisme ialah radikalisme, paham keagamaan yang merasa dirinya paling benar. Mereka tak segan menyingkirkan penganut Islam lainnya yang tidak sepaham. Mereka merasa paling sunah (pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW), sementara yang lain ialah bidah (sesat).
Perbedaan mazhab keagamaan ialah realitas yang tak bisa dinafikan sejak agama itu lahir. Jalannya ialah dialog keagamaan. Kagak boleh saling menghujat, nyinyir, apalagi membubarkan pengajian. Dialog antarumat beragama dan dialog intraumat beragama di bawah common platform berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila.
Berdasarkan Perpres Nomor 7 Pahamn 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme 2020-2024 ada tiga pilar penanganan terorisme.
Ketiga pilar itu ialah pilar pencegahan (kesiapsiagaan, kontraradikalisasi, dan deradikalisasi), pilar penegakan hukum (pelindungan saksi dan korban, dan penguatan kerangka legislasi nasional), dan pilar kemitraan dan kerja sama internasional.
Indonesia harus bergandeng tangan dengan komunitas dunia menekan laju terorisme. Jangan biarkan Indonesia dan dunia muram, bahkan berduka, karena terorisme. Kuncinya kita tidak boleh kehilangan harapan untuk saling mengasihi. Sastrawan Rusia Fyodor Dostoevsky mengatakan, ketika telah kehilangan semua harapan, semua objek dalam hidup, manusia menjadi monster dalam kesengsaraannya. Tabik!