Ruas jalan di Desa Wangunharja Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat rusak parah. Penduduk protes karena sudah membayar pajak Tetapi jalan berlubang tak kunjung diperbaiki.
Penduduk pun meluapkan protes atas jalan rusak itu dengan menaburkan ikan di jalan berlubang dan mengambilnya Tengah dengan alat pancing. Anak-anak juga diajak bermain di atas kubangan air hujan.
Penduduk menilai, Pemkab Bandung Barat tutup mata Menonton jalanan yang rusak selama bertahun-tahun. Kondisi jalan rusak sangat mengganggu aktivitas Penduduk terutama Demi pengangkutan hasil pertanian.
“Aksi mancing ikan di jalan merupakan luapan emosi Penduduk kepada pemerintah karena Bukan Acuh dengan infrastruktur jalan di Kawasan ini,” kata seorang petani sekaligus bandar sayuran, Asep Suwandi, Rabu (29/1).
Ia menuturkan, terdapat dua titik jalan rusak yakni di tanjakan Maribaya dan Kampung Cicalung. Akibatnya, jalur transportasi harus memutar lebih jauh sehingga memakan waktu dan ongkos lebih besar.
“Yang Lazim mobil angkutan tiba di pasar jam 8 pagi sekarang molor lebih dari dua jam, apalagi di Lembang sering Mandek,” ujarnya.
Selain itu, Akibat lainnya adalah dikuranginya muatan lantaran kendaraan menjadi lebih gampang rusak serta sayuran rawan busuk karena lamanya pengantaran ke pasar.
“Paling membahayakan di jalur Maribaya, enggak Tengah Eksis pengemudi mobil yang berani jalan menanjak. Turunannya juga curam jadi kendaraan rawan terperosok jurang,” bebernya.
Asep mengatakan, ruas jalan rusak terakhir diperbaiki Sekeliling tahun 2019 Berkualitas oleh pemerintah maupun swadaya Penduduk. Pemerintah desa pun telah mengusulkan perbaikan jalan setiap tahun pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sejak 2022, Tetapi tak pernah terealisasi.
“Saya juga selaku Kepala Dusun (Kadus) sering menerima protes dari Penduduk, Tetapi pihak desa Bukan Pandai berbuat banyak karena bukan kewenangannya,” ungkapnya.
Penduduk lainnya, Hendi mengaku, semenjak jalan rusak, anak-anak sekolah jarang mau melintas karena jalanan menjadi becek. Agar Terjamin Demi berangkat maupun pulang sekolah, mereka terpaksa memutar lewat perkebunan Penduduk.
“Penduduk kan sudah bayar pajak, tapi kalau telat harus didenda. Bahkan realiasi pajak dari desa besar tapi infrastruktur kok dibiarkan rusak,” ucap Hendi. (Z-9)