Ilustrasi. Foto: MI
Jakarta: Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan pemerintah bakal merampungkan Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2035 di awal tahun depan.
Demi ini, penyusunan RUPTL terbaru itu tengah difinalisasi Serempak kementerian/lembaga terkait, seperti dengan Menteri Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan lainnya.
Di dalam RUPTL tersebut, akan tercantum Sasaran bauran dan jumlah kapasitas listrik Daya baru terbarukan (EBT) yang terpasang.
“Demi ini RUPTL (2025-2035) sedang dalam proses persetujuan. Mungkin di Januari 2025 akan diputuskan,” ujar Tiko, sapaan akrab Wamen BUMN di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban Jamali di kawasan Gandul, Kota Depok, Jawa Barat, dilansir Media Indonesia, sabtu, 28 Desember 2024.
Dalam RUPTL PLN 2025-2035, pemerintah memasang Sasaran ambisius yakni memperluas kapasitas pembangkit Daya baru, dari sebelumnya 68 gigawatt (GW) menjadi 71 GW di 2035. Mayoritas, pembangkit tersebut merupakan Daya baru terbarukan (EBT).
“Tentunya RUPTL ini menjadi komitmen PLN Kepada mulai secara masif membangun EBT. Kita akan membangun 71 GW kapasitas baru, di mana mayoritasnya memang EBT,” Terang Tiko.
Pengembangan jaringan cerdas
Tiko menjelaskan dalam membangun pembangkit listrik yang baru, pemerintah mendorong pengembangan jaringan cerdas atau smart grid Kepada membangun interkoneksi di sejumlah Kawasan Indonesia.
Pembangunan smart grid tersebut terdiri dari interkoneksi intra-island/dalam pulau dan inter-island/antar pulau.
Demi ini, sistem kelistrikan antara Kawasan satu dengan lain Tetap terpisah-terpisah.
“Smart grid akan dibangun di Sumatra, Kalimantan, sehingga kapasitas EBT yang di Sumatera, di Kalimantan Pandai ditarik ke Jawa. Jadi itu nanti mungkin rencana hingga 10 tahun ke depan,” kata Tiko.