Rupiah Terbangun dari Tekanan Dolar AS ke Rp15.580

Liputanindo.id JAKARTA – Rupiah Lalu menguat terhadap tekanan dolar Amerika Perkumpulan (AS) pada awal pembukaan pekan ini setelah sepanjang pekan Lampau Terbangun sebagai Akibat dari The Fed yang menahan Bangsa bunganya.

Pada senin (6/11/2023) di tengah perdagangan, rupiah melanjutkan penguatan sebesar 1.02% ke Rp 15.565 per dolar AS. Hal ini melanjutkan tren penguatan kemarin yang juga ditutup menguat 0,79%. Posisi ini juga menjadi yang terkuat sejak 3 Oktober 2023.

Baca Juga:
Rupiah Menguat ke Rp15.985 per Dolar AS Setelah Data Ekonomi AS Dibawah Ekspektasi

Penguatan rupiah ini sejalan dengan arus modal asing yang kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,01% ke 6.857,18 pada perdagangan sesi satu pagi ini.

Cek Artikel:  Meningkatkan Ekonomi Perbatasan, Bea Cukai Selenggarakan Atambua International Expo 2024

Arus masuk ini sejalan dengan keputusan the Fed. Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell memutuskan menahan Bangsa Merekah acuan dan memberikan sinyal yang Kagak seketat sebelumnya.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan Apabila indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS Tetap kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski Tetap dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga Tetap rendah dan inflasi Tetap tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan September di mana mereka mengatakan pertumbuhan ekonomi AS solid dan data tenaga kerja sudah melambat tetapi Tetap dalam fase kuat.(HAP)

 

Baca Juga:
Modal Asing Hengkang dari RI Lelah Rp13,61 Triliun di Awal Maret 2024

Cek Artikel:  Garuda Indonesia Sediakan 14 Pesawat Jumbo Jelang GP Mandalika

 

Mungkin Anda Menyukai