Rupiah Melemah karena Elemen Amerika Perkumpulan dan Konflik Timur Tengah

Rupiah Melemah karena Faktor Amerika Serikat dan Konflik Timur Tengah
Ilustrasi(Antara)

Birui tukar rupiah terhadap dolar AS, pada awal perdagangan Senin (7/10), merosot 155 poin atau 1% menjadi Rp15.640 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.485 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksi kurs rupiah masih berpeluang melemah di tengah kondisi ketenagakerjaan Amerika Perkumpulan (AS) yang masih solid serta ketegangan di Timur Tengah yang terus meluas.

“Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Indeks dolar AS terlihat bergerak menguat di kisaran 102,40-an pagi ini, di mana di Jumat pagi masih di kisaran 101,70-an,” kata Ariston Tjendra, Senin.

Baca juga : Data Pekerjaan AS dan Konflik Iran Israel Bikin Rupiah Jeblok

Cek Artikel:  Rampungkan IKN, Menteri Basuki: Butuh Anggaran Rp20,32 Triliun Tengah

Ariston menuturkan data non-farm payrolls (NFP) AS yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid, yakni 254 ribu pada September 2024, lebih tinggi dibanding 159 ribu pada bulan sebelumnya.

“Kondisi yang masih bagus ini bisa mendorong The Fed untuk mengurungkan kebijakan pemangkasan suku bunga yang lebih besar,” ujarnya.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah yang belakangan meningkat juga menjadi pendorong penguatan dolar AS sebagai aset safe haven.

“Konflik kelihatannya terus berlanjut dengan Israel diketahui menyusun rencana untuk melakukan penyerangan, apalagi setelah negaranya Kembali diserang oleh Iran,” tuturnya.

Ariston memprediksi rupiah bisa bergerak melemah ke arah Rp15.580 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.430 per dolar AS hari ini. (Z-11)

Cek Artikel:  Permudah Kaum Bayar Pajak, Bank DKI Tambah Gerai Samsat di Pusat Perbelanjaan

Mungkin Anda Menyukai