Rupiah Lanjut Melemah hingga Sentuh Rp15.500/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Eksism Dwi

Jakarta: Safiri tukar rupiah (kurs rupiah) melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Perkumpulan (AS) pagi ini hingga menyentuh level Rp15.500 per USD.

 

Mengacu data Bloomberg, Jumat, 4 Oktober 2024, rupiah melemah 96,5 poin atau 0,63 persen menjadi Rp15.525 per USD pada pagi ini.

 

Sementara berdasarkan data Yahoo Finance rupiah melemah lebih dalam yaitu 115 poin atau 0,75 persen menjadi Rp15.529 per USD.

 

Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah masih berada pada level Rp15.414 per USD. Pada hari ini rupiah akan bergerak pada rentang Rp15.390 hingga Rp15.529 per USD.

 

Melansir Investing.com, dolar AS naik pada hari Kamis, diuntungkan oleh data ketenagakerjaan yang kuat serta ketidakpastian yang disebabkan oleh gejolak di Timur Tengah.

Cek Artikel:  Harga Emas Antam Konsisten di Rp1,418 Juta, Senin 19 Agustus 2024

 

Pada pukul 04:30 WIB (08:30 GMT), Indeks Dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, diperdagangkan 0,2 persen lebih tinggi ke 101,597, tidak jauh dari level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.

 


Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy P

Data pasar tenaga kerja kuat

Dolar telah menerima dorongan dari laporan penggajian swasta ADP pada hari Rabu yang menunjukkan peningkatan 143.000 pekerjaan AS yang lebih besar dari perkiraan pada bulan lalu.

 

Hal ini menyusul angka pembukaan lapangan kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Selasa, dan telah meningkatkan ekspektasi untuk angka nonfarm payrolls yang sehat pada hari Jumat, yang dapat menghasilkan penyesuaian dalam pandangan pasar tentang kemungkinan laju pelonggaran Fed.

Cek Artikel:  SPSL Customer Hearing 2024, Langkah Konkret Tingkatkan Layanan Logistik

 

“Penetapan harga untuk dana Fed akhir tahun sebagian besar terus menyematkan pemotongan 50bp pada bulan November atau Desember, yang berarti ruang untuk penyelarasan lebih lanjut dengan retorika Fed yang kurang dovish dan akibatnya risiko kenaikan untuk dolar,” kata analis di ING, dalam sebuah catatan.

 

“Kami merasakan bahwa batasan untuk reaksi negatif dolar terhadap data AS hari ini dan besok mungkin lebih tinggi setelah penolakan Ketua Fed Jerome Powell baru-baru ini terhadap pengurangan 50bp,” jelas dia.

 

Pasar saat ini melihat sekitar 37 persen peluang penurunan suku bunga AS sebesar 50 basis poin pada 7 November, menurut FedWatch Tool CME Group (NASDAQ: CME), setelah penurunan besar-besaran oleh The Fed bulan lalu.

Cek Artikel:  Wamentan Sudaryono Ajak Boyolali Kawal Perluasan Areal Tanam Padi Menuju Lumbung Produksi Padi Tertinggi di Indonesia

 

Mata uang safe-haven AS juga mengalami peningkatan permintaan karena ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah serangan rudal balistik Iran terhadap Israel.

Mungkin Anda Menyukai