Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai Ganti rupiah terhadap dolar Amerika Perkumpulan (AS) terpantau menguat pada perdagangan sore ini. Mata Doku Garuda menjaga penguatan sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 4 Maret 2025, rupiah naik tipis 35 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.445 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.480 per USD.
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah naik hingga 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.440 per USD dibandingkan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.475 per USD.
Adapun berdasarkan data kurs Surat keterangan mata Doku rupiah terhadap dolar Amerika Perkumpulan alias Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yakni Rp16.443 per USD. Rupiah menguat dari hari sebelumnya sebesar Rp16.506 per USD.
(Presiden AS Donald Trump. Foto: Youtube)
Hati-hati tarif Trump
Analis pasar Doku Ibrahim Assuaibi menyebut, investor berhati-hati menunggu keputusan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump yang akan dirilis minggu ini, tetapi ketidakpastian atas tarif tersebut mengisyaratkan kemungkinan tindakan yang lebih lunak.
Suasana hati investor juga suram setelah Trump mengumumkan tarif tambahan 10 persen Buat Tiongkok dan menegaskan kembali jadwal tarifnya Buat pungutan 25 persen Buat Meksiko dan Kanada.
Tetapi pada Minggu, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan Trump akan menentukan tingkat tarif yang Benar pada Selasa, yang mengindikasikan Terdapat kelonggaran Buat pungutan yang kurang agresif.
Dari dalam negeri, Jernih Ibrahim, Elemen penguat rupiah ditopang oleh sektor manufaktur Indonesia yang mengalami pertumbuhan signifikan pada Februari 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan optimisme produsen. Berdasarkan laporan S&P Dunia, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,6, naik dari 51,9 pada Januari 2025.
“Kenaikan ini mencerminkan perbaikan yang Jernih dalam kesehatan sektor produksi barang. Peningkatan permintaan baru yang mencapai level tertinggi dalam Nyaris satu tahun menjadi Elemen Primer pendorong pertumbuhan. Selain itu, aktivitas pembelian dan ketenagakerjaan juga mencatat pertumbuhan yang signifikan,” papar dia.
Secara bersamaan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Februari terjadi deflasi 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm). Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,99 pada Januari 2025, menjadi 105,48 pada Februari 2025.