Liputanindo.id JAKARTA – Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS mendekati level Rp16.000 pada hari ini, Jumat (27/10/2023) akibat kuatnya data ekonomi AS.
Nilai Salin (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak stagnan atau melemah tipis sebesar 0,00 persen atau 0,5 poin menjadi Rp15.920 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.920 per dolar AS.
Baca Juga:
Analis: Rupiah Berpeluang Meningkat, Dampak Potensi Turunnya The Fed di 2024
Pertumbuhan ekonomi Amerika Perkumpulan melesat pada kuartal III/2023 dengan laju tercepat sejak kuartal IV/2021.
Berdasarkan data pemerintah AS yang dirilis Kamis, (26/10/2023), produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Pengamat Pasar Fulus Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah karena rilis data produk domestik bruto (PDB) Amerika Perkumpulan (AS) kuartal III/2023 jauh lebih Berkualitas dibandingkan kuartal II/2023, yakni 4,9 persen dari 2,1 persen.
“Data ini menunjukkan ekonomi AS Tetap solid, sehingga Tetap memungkinkan Kepada Bank Sentral AS Memajukan Etnis Kembang acuannya Kepada meredam inflasi ke Sasaran 2 persen,” katanya.
Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga Tetap memicu sentimen hindar risiko di pasar keuangan yang membebani rupiah sebagai aset berisiko.
Secara historis, perang antara Israel dengan Hamas (Golongan perlawanan dari Palestina) berlangsung selama 2-3 bulan. Ini berarti nilai Salin rupiah berpotensi terganggu mengingat babak eskalasi baru dimulai sejak 7 Oktober 2023.
“Hari ini, rupiah mungkin Bisa melemah Kembali ke arah Rp15.950 per dolar AS dengan potensi support di Sekeliling Rp15.880-Rp15.900 per dolar AS,” ucap Ariston dikutip Antara.
Investor pada hari ini juga tertuju pada data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS yang diprediksi meningkat 0,3 persen month to month (MoM) dan 3,7 persen year on year (YoY). (HAP)
Baca Juga:
Rupiah Menguat ke Rp15.985 per Dolar AS Setelah Data Ekonomi AS Dibawah Ekspektasi