Rupiah Ambruk Kembali, Pagi Ini ke Level Rp16.255/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Jakarta: Nilai Ubah (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 9 Januari 2025, rupiah hingga pukul 09.38 WIB berada di level Rp16.255 per USD. Mata Fulus Garuda tersebut turun 45 poin atau setara 0,28 persen dari Rp16.210 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.254 per USD, melemah sebanyak 65 poin atau setara 0,40 persen dari Rp16.199 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar Fulus Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.

Cek Artikel:  Penumpang KAI Libur Natal 2023 Naik 42%

“Demi perdagangan hari ini, mata Fulus rupiah fluktuatif Tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.200 per USD hingga Rp16.270 per USD,” ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 


(Ilustrasi. Foto: dok MI/Atet Dwi)
 

Cadangan devisa Indonesia meningkat

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar. Nomor ini meningkat dibandingkan pada akhir November 2024 sebesar USD150,2 miliar. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Sedangkan, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan Dunia Sekeliling tiga bulan impor.

Cek Artikel:  Bantu Figurkan Ketahanan Kekuatan, Chandra Asri Group Caplok Shell Energy and Chemicals Park

BI menilai cadangan devisa tersebut Bisa mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI Menyantap cadangan devisa memadai Demi mendukung ketahanan sektor eksternal.

BI juga Lanjut memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selanjutnya, prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Mungkin Anda Menyukai