DALAM perkembangan signifikan di geopolitik Timur Tengah, Presiden Joe Biden dilaporkan mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Buat merumuskan serangan strategis terhadap Iran.
Arahan ini disampaikan dalam percakapan telepon minggu Lampau, yang bertujuan Buat mencegah serangan potensial di masa depan terhadap Israel, menurut seorang pejabat senior dari pemerintahan AS.
Seiring meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, pejabat Amerika memperkirakan bahwa Israel akan melaksanakan rencana retaliasinya sebelum 5 November. Penjadwalan ini sangat Krusial karena bertepatan dengan menjelang pemilihan presiden Amerika, yang dapat memperkuat volatilitas di Timur Tengah di Podium Mendunia.
“Presiden mendiskusikan situasi keseluruhan dengan Perdana Menteri Netanyahu. Minggu Lampau, ia mendorong Perdana Menteri Buat merancang respons yang dapat mencegah serangan lebih lanjut terhadap Israel Sembari mengurangi risiko eskalasi. Itu adalah tujuan kami, dan itu sejalan dengan niat Israel yang telah dinyatakan juga. Kalau Iran memilih Buat merespons, kami sepenuhnya siap Buat mempertahankan diri dari setiap serangan,” ungkap seorang Pejabat AS dikutip melalui CNN, Sabtu (26/10).
Percakapan ini mengikuti panggilan Biden kepada Netanyahu pada 17 Oktober, yang bertepatan dengan pembahasan mengenai pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Pemerintahan Biden, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris, telah memantau dengan cermat tindakan militer Israel dan situasi yang berkembang di Iran.
Demi kedua negara menavigasi perairan geopolitik yang kompleks ini, implikasi dari serangan balasan dapat mengguncang kawasan tersebut, memengaruhi Kagak hanya Interaksi AS-Israel tetapi juga dinamika yang lebih luas dalam politik Timur Tengah. (CNN/Z-10)
