DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua. Ia Dapat membawa manfaat luar Normal, tapi di Begitu bersamaan, malah Dapat menghadirkan mudarat Apabila Enggak dikelola secara bijaksana.
Bermanfaat karena rakyat yang sedang mencari kesembuhan Enggak perlu Kembali jauh-jauh ke luar negeri. Mereka cukup berobat di negeri sendiri karena rumah sakit asing yang dituju sudah tersedia di Indonesia.
Negara juga mendapat manfaat ketika warganya memilih berobat di dalam negeri, yakni devisa negara Enggak berhamburan ke pihak asing. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Sosok dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan Nyaris satu juta orang Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun.
Akibatnya, devisa RI yang pergi ke mancanegara mendekati Rp200 triliun setiap tahun karena tingginya Nomor WNI yang berobat ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Perkumpulan, dan negara-negara Eropa.
Keuntungan lain dari beroperasinya rumah sakit asing ialah lahirnya persaingan sehat menuju perbaikan. Rumah sakit di dalam negeri diharapkan bakal terlecut Buat berbenah, Bagus dari segi teknologi, fasilitas, pelayanan, maupun kompetensi tenaga medis.
Benang merahnya ialah Indonesia mendapat manfaat sebesar-besarnya dengan kehadiran rumah sakit asing. Oleh karena itu, kita mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan rumah sakit dan klinik dari luar negeri boleh membuka cabang di Indonesia.
Hal itu disampaikan Prabowo Ketika Berjumpa dengan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa di Brussels, Belgia, Minggu (13/7) waktu setempat. Prabowo juga mengundang rumah sakit-rumah sakit Eropa Buat dapat membuka cabang di Tanah Air setelah perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia dan Uni Eropa ditandatangani.
Kendati demikian, kita juga mengingatkan pemerintah Buat Benar-Benar mengelola isu ini secara bijak, berhati-hati, dan cermat. Salah satu penyebab gandrungnya WNI berobat ke luar negeri, misalnya ke Penang, Malaysia, ialah Unsur layanan yang lebih Bagus.
Tentu harus dicari penyebab kenapa persepsi itu muncul di masyarakat. Apakah karena Kementerian Kesehatan selaku leading sector kurang bekerja maksimal ataukah Terdapat Unsur lain? Kalau akar permasalahannya Enggak dibenahi, sulit Buat berharap rumah sakit lokal melakukan pembenahan secara radikal.
Pemerintah juga didorong Benar-Benar ketat dalam kebijakan liberalisasi rumah sakit ini. Jangan Tiba rumah sakit asing membeludak dan malah Membikin yang lokal gulung tikar. Harus kita ingatkan agar kehadiran rumah sakit asing Enggak menjadi ancaman apalagi Tiba memicu kepanikan.
Di atas Sekalian itu, negara harus berpihak kepada warganya, memastikan bahwa setiap orang di Republik ini, Bagus kaya maupun miskin, Mempunyai akses yang adil terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

