Rumah Linu Pusat Otak Nasional Kukuhkan Fondasi Layanan Kesehatan Otak dan Saraf

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Kukuhkan Fondasi Layanan Kesehatan Otak dan Saraf
Ilustrasi(Dok RSPON)

TOPPING off Institut Neurosains Nasional (INN) di Rumah Linu Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono, Jakarta, resmi dilakukan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Pembangunan dua gedung utama ini menandai pencapaian penting dalam meningkatkan layanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia yang siap menjadi pusat unggulan pelayanan dan penelitian kesehatan saraf.

Gedung pertama INN ini difokuskan untuk pelayanan kesehatan didesain dengan sistem cluster yang komprehensif dengan menghadirkan berbagai pusat layanan unggulan seperti Autism Centre, Epilepsy Centre, Rehabilitation Centre, dan Stroke Centre, serta fasilitas lain yang berstandar internasional.

Layanan ini ditujukan untuk menjawab kebutuhan pasien dengan penyakit otak dan saraf yang terus meningkat di Indonesia.

“Ini pondasi sangat penting dalam upaya RS PON memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. Di INN ini, fasilitas rawat inap yang bertambah, ruang operasi, Cathlab, serta ICU, HCU, dan SCU memperkuat kapasitas layanan kami,” ungkap Direktur Penting RS PON, dr Adin Nulkhasanah dilansir dari keterangan resmi, Rabu (16/10).

Cek Artikel:  Dorong Pemberdayaan Masyarakat Lewat Pariwisata, IP Trisakti Gelar ICCS 2024

Eksispun gedung kedua akan digunakan sebagai pusat pendidikan dan penelitian. Di sini, program residensi spesialis neurologi di bawah sistem Hospital Based System akan dimulai pada awal 2025, bekerja sama dengan Badan Akreditasi Pendidikan Penyamaranteran Spesialis atau Accreditation Council of Graduate Medical Education (ACGME), ACGME Dunia (ACGME-I), sebuah badan akreditasi internasional. Program ini juga akan membuka jalur spesialisasi lain, seperti bedah saraf, untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis spesialis di Indonesia.

Bagian penelitian di gedung ini akan didedikasikan untuk pengembangan penelitian translasional dengan fokus pada pengobatan presisi.

Fasilitas ini dilengkapi dengan Unit Uji Klinis berkapasitas 18 tempat tidur untuk pengembangan clinical trials yang diharapkan bisa menarik kemitraan nasional dan internasional.

Cek Artikel:  Busana Karya Siswa SMK Siap Mendunia Berkat Upskilling dan Reskilling

Dr Adin menambahkan penelitian difokuskan pada inovasi internasional yang mengembangkan precision medicine, sebagai magnet bagi kolaborasi nasional dan pemerintah.

Pada kesempatan sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya peningkatan kualitas fasilitas kesehatan di Indonesia sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga.

“Kita harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan kita agar dapat bersaing dengan negara tetangga,” ujar Budi.

Selain meningkatkan infrastruktur, Budi menekankan pentingnya budaya kerja baru di RS PON yang lebih fokus pada pelayanan masyarakat.

Ia menyebut budaya kerja yang lebih kolaboratif dan responsif terhadap pasien harus dibangun, bukan hanya dengan kode etik, tapi juga dengan implementasi nyata di lapangan.

Cek Artikel:  Integrasi Akademik dan Nonakademi Pusat perhatian Pengembangan Holistik Mahasiswa

Ia juga mengingatkan agar tenaga medis tetap fokus pada tugas mereka di rumah sakit dan tidak terlibat dalam aktivitas di luar yang bisa mengganggu pelayanan.

Lebih lanjut, Budi menegaskan budaya kerja yang baik harus dicontohkan pimpinan pada semua tingkatan, bukan sekadar tertulis di atas kertas.

“Budaya itu bukan hanya diomongin, tetapi juga harus dicontohkan oleh atasan,” ujarnya.

Ia berharap pembangunan INN ini bisa membawa perubahan positif dalam kualitas layanan kesehatan otak dan saraf serta mendukung RS PON sebagai pusat penelitian dan pengampu layanan neurologi di tingkat nasional. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai