RS Perlu Siapkan Tim Multidisiplin untuk Penanganan Pasien Kanker

RS Perlu Siapkan Tim Multidisiplin untuk Penanganan Pasien Kanker
Ilustrasi(freepik.com)

DOKTER Onkologi Aru Wisaksono Sudoyo menjelaskan pasien kanker tidak bisa diobati sendirian harus ditangani multidisiplin. Sehingga dibutuhkan aturan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa rumah sakit (RS) dalam penanganan pasien kanker secara multidisiplin.

“Penanganan kanker harus dikeroyok bahkan Kemenkes sudah ada keputusan bahwa RS harus punya tim untuk menangani kanker,” kata Prof Aru dalam The role of internist in cancer management (ROICAM), Minggu (13/10).

Pasien kanker tidak hanya bergulat dengan pengobatannya tapi juga bergulat dengan akibat dari pengobatannya. Kanker adalah penyakit yang amat kompleks, sehingga para ahli pengobatan kanker di negara maju memutuskan bahwa kanker harus ditangani oleh tim multidisiplin.

Baca juga : Ini Tiga Dalih Orang Enggan Melakukan Screening Kanker

Kompleksitas penyakit kanker terjadi akibat proses kankernya itu sendiri, perbedaan karakteristik pasien, dan juga terapi yang diberikan.

Cek Artikel:  Kekerasan Seksual terhadap Anak Sulit Dideteksi, Lingkungan Harus Peka

“Berbeda dengan tumor jinak, kanker mengeluarkan sitokin (racun) yang menyebabkan gangguan metabolisme tubuh pasien, baik metabolisme karbohidrat, protein, maupun lemak,” ujar Guru Besar FKUI Prof Arry Harryanto Reksodiputro.

Sitokin ini juga menyebabkan hiperkoagulasi, sehingga darah cepat membeku dan terjadi gumpalan sepanjang dinding pembuluh darah yang disebut tromboemboli, sehingga banyak pasien kanker yang meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Baca juga : Rontgen Berkala Murah untuk Deteksi Kanker Paru

Belum lagi kenyataannya sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada kelompok lanjut usia yang mengidap berbagai penyakit komorbid seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke, dan sebagainya.

Di samping itu pasien yang menderita kanker mudah mengalami infeksi akibat daya tahan tubuhnya menurun. Penurunan daya tahan tubuh karena fungsi sel darah putih menurun dan reaksi imunologis menjadi kurang sensitif. 

Cek Artikel:  Apabila tidak Ditangani, Malnutrisi Pandai Berdampak Jelek pada Kesehatan

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati kanker juga memiliki efek samping. Pengaruh samping berat di antaranya, terjadi penekanan sumsum tulang sehingga sel-sel sumsum tulang tidak dapat tumbuh atau berproliferasi, sehingga terjadi penurunan hemoglobin, leukosit, dan trombosit.

Baca juga : Belajar dari Meninggalnya Puput Novel, Deteksi Awal HER2 Kanker Payudara Tentukan Pengobatan Spesifik

“Lumrahnya penderita kanker tidak dapat disembuhkan, hasil pengobatan sebagian besar hanya bebas penyakit lama. Harga obat kanker semakin mahal. Apabila tidak dipertimbangkan secara hati-hati, pengobatan kanker dapat menyebabkan pasien mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, pengobatan kanker harus tepat guna, berhasil guna, dan mengikuti prinsip farmakoekonomik,” katanya.

Kemajuan di bidang teknologi kedokteran telah berhasil menemukan berbagai alat diagnostik canggih seperti PET/CT Scan maupun teknik laboratorium seperti pemeriksaan genetik yang canggih, sulit, dan mahal biayanya sehingga memerlukan keahlian ilmu yg cukup untuk melaksanakan penapisan yang tepat guna hasil guna. 

Cek Artikel:  Kemenag Masjid Harus Ramah Lingkungan sebagai Kontribusi Konkret dalam Isu Perubahan Iklim

“Perlu pemikiran mendalam agar hasil yang didapat sesuai dengan upaya pengobatan (biaya) dan pengorbanan pasien (risiko efek samping seperti muntah, mual, infeksi, thrombosis, perdarahan) padahal pada stadium akhir yang dicapai hanya masa bebas penyakit (disease free) bukan kesembuhan,” jelas Arry.

Sehingga, pengobatan dengan kemoterapi/pengobatan sistemik sebaiknya dilaksanakan oleh dokter yang mempunyai kompetensi mengevaluasi, menilai, dan menatalaksana pasien secara sistemis. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai