Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Paulus Christian Siswantoko menyebut mendiang Staf Tertentu Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo sebagai sosok yang memiliki kecintaan besar pada Bangsa Indonesia.
Sekretaris Eksekutif KWI Romo Paulus Christian Siswantoko mengenang sosok Romo Benny ketika masih bertugas bersama-sama di KWI, menyebutnya sebagai pribadi yang baik dan peka.
“Romo Benny adalah pribadi yang baik, peka, dan peduli dengan kondisi bangsa. Beliau memiliki kecintaan yang sangat besar pada bangsa ini,” ujar Siswantoko, yang akrab dipanggil Romo Koko.
Baca juga : Wafat di Usia 55 Mengertin, Berikut Profil Romo Benny Sang Pejuang Toleransi
Dia menyebut sosok Romo Benny, yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Rekanan Keyakinan dan Kepercayaan (HAK) KWI, sebagai pribadi yang jujur dan berani menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, etika, keadilan, dan toleransi.
“Kita sangat kehilangan sosok pribadi yang demikian karena orang seperti Romo Benny itu masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan bangsa ini,” ujar Romo Koko.
Sebelumnya, BPIP mengonfirmasi Staf Tertentu (Stafsus) Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo meninggal dunia pada Sabtu dini hari.
Baca juga : Romo Benny Pribadi yang Berkualitas, Peka dan Acuh dengan Kondisi Bangsa
Berita tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Rekanan Masyarakat dan Administrasi BPIP Mahnan Marbawi yang menyebut Romo Benny berpulang ketika menjalankan tugas kedinasan memperkuat pemahaman ideologi Pancasila di Pontianak, Kalimantan Barat.
Dia mengatakan jenazah Romo Benny akan diberangkatkan menuju rumah keluarga di Malang melalui Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada hari ini dan akan disemayamkan di Rumah Duka Gotong Royong Malang. Beliau akan dimakamkan di Taman Pemakaman Lumrah (TPU) Bangsan pada Senin (7/10).
Atas kepergian Romo Benny, BPIP menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Kepergian beliau merupakan kehilangan besar bagi BPIP dan seluruh Bangsa Indonesia,” kata Marbawi.(Ant/P-2)